NEWS

Halal Bihalal Bareng KH Said Aqil Siroj,Menjalin Silaturahmi Tanpa Batas.

23
×

Halal Bihalal Bareng KH Said Aqil Siroj,Menjalin Silaturahmi Tanpa Batas.

Sebarkan artikel ini
l

JAKARTA,CENTANGSATU.COM – Suasana akrab dan gelak tawa mewarnai halal bil hal dan silatirahmo tanpa batas dengan Kyai Haji Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin, 7 April 2025 ini. KH Aqil tidak sedang fit saat tiba di SAS (Said Aqil Siroj Center) di Jl. Gatot Subroto, Jakarta itu. “Dua hri ini saya sakit gusi, ” keluhnya. Kesulitan makan dan sakitnya membuat dia tak nyaman dan tidurnya tak nyenyak. “Sore ini janjian ke dokter, ” katanya.

KH Said Aqil, Ketua Umum PBNU 2010- 2021 yang kini menjadi penasehat (Mustasyar) di PBNU 2022-2027 muncul di SAS Center mengenakan kemeja hijau muda elegant (sage), mendapat sambutan hangat dari para tamu yang sudah menantikan kehadirannya. “Karena kondisi kesehatan beliau, tak berani menerima banyak tamu, ” kata Rakhman, selaku Sekretaris Yayasan SAS

Selain para relasi, sahabat dan wartawan juga ada tamu khusus dari Kanada, Dr Omar Farooc Kalair, untuk silaturahmi dan konsultasi terkait keislaman di Indonesia. “Saya pernah datang ke sini, tapi 15 tahun lalu. Sekarang saya kembali sudah banyak berubah. Tapi saya senang di sini semua makanan halal, ” kata doktor ekonomi berdarah Pakistan yang sedang membuat perbandingan produk halal di Indonesia. Dia datang bersama Budiman Indrajaya, seorang pengusaha muslim, CEO Urun RI.

“Saya lahir di Kanada dan saya warga Kanada. Ada dua juta Muslim atau 4,9 % dari populasi di Kanada saat ini. Juga ada 10 warga Indonesia juga di sana, ” katanya. Sebagai warga Kanada dia paham bahasa Inggris dan Prancis, selain Arab.

Kepada tamunya, Kyai Aqil menyampaikan informasi bahwa NU memegang peran penting di Indonesia sejak negeri ini berdiri. Menjadi perekat kerukunan bangsa yang besar ini.

Sejak awalnya posisi para kyai NU jelas, ingin membentuk negara kesatuan, dan bukan negara agama. Kepada tamu asingnya, Kyai Aqil memperkenalkan konsep “Hubul waton minal iman” dimana mati demi tanah air mati sahid. Barang siapa berkhianat kepada negeri layak dibunuh.

Terbukti negara kesatuan lebih aman dan damai dibanding negara agama yang ternyata mudah konflik seperti di kawasan Timur Tengah.

Tamu tamu yang lain yang bersilaturahmi dengan Kyai SAS adalah sejumlah direktur BUMN, Dirut Jansa, Direktur Pelindo, dan wartawan yang selama ini dekat dengan Kyai Haji Aqil Siraj. (SAS)

Sejak awalnya posisi para kyai NU jelas, ingin membentuk negara kesatuan, dan bukan negara agama. Kepada tamu asingnya, Kyai Aqil memperkenalkan konsep “Hubul waton minal iman” dimana mati demi tanah air mati sahid. Barang siapa berkhianat kepada negeri layak dibunuh.

Yang utama adalah negara kesatuan yang kuat, barulah memperjuangkan nilai Islam. Sehingga NU lah yang menncoret 7 kata kewajiban menjalankan syariat islam. “Indonesia kuat dulu, bersatu dulu di atas tanah air yang kuat, tidak membahas perbedaan latar belakang suku dan agama dan alirannya”

Terbukti negara kesatuan lebih aman dan damai dibanding negara agama yang ternyata mudah konflik seperti di kawasan Timur Tengah***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *