Kepulauan Seribu,CENTANGSATU.COM –Sebanyak lima belas anggota atau member dari Indonesian Heritage Society (IHS), mengunjungi Pulau Onrust dan Pulau Cipir, Kepulauan Seribu Selatan, Rabu (09/04/2025).
Kunjungan para anggota IHS tersebut bertujuan untuk mengenal dan mempromosikan pulau cagar budaya yang ada di wilayah Kepulauan Seribu.
Menurut Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis Ari, kunjungan ini untuk mengenal lebih dekat pesona dan sejarah yang ada di Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Onrust dan Pulau Cipir.
“Kami bangga bisa mendampingi para anggota IHS ini, serta memperkenalkan pulau cagar budaya, yang ada di Pulau Onrust dan Pulau Cipir,” kata Mis Ari.
Mis Ari mengaku, nantinya melalui kunjungan ini para anggota IHS akan mempromosikan secara luas pulau cagar budaya yang ada di Kepulauan Seribu.
“Melalui informasi yang telah disampaikan, para anggota IHS ini tentunya akan mempromosikan Kepulauan Seribu, khususnya pulau cagar budaya ini” tambahnya.
Seperti diketahui, Pulau Onrust dan Pulau Cipir merupakan bagian dari Taman Arkeologi Onrust yang dikelola Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta. Di mana terdapat dua pulau bersejarah lainnya, yakni Pulau Kelor dan Pulau Bidadari, yang terletak di perairan Teluk Jakarta sebagai bukti penting dari aktivitas maritim di kawasan perairan Jakarta pada masa lalu.
“Saya baru pertama kali mengunjungi Pulau Cipir dan Pulau Onrust. Kedua pulau ini merupakan tempat yang penting akan sejarah dan dekat dengan daratan Jakarta,” kata Miklos Gaspar salah satu anggota IHS.
Miklos yang juga menjabat sebagai Director of the UN Information Centre (UNIC) in Jakarta mengaku, kehadiran Pulau Onrust dan Pulau Cipir bisa memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman baru untuk mengetahui sejarah Indonesia di masa kolonial Belanda.
“Dengan mengunjungi kedua pulau ini, kita dapat merasakan secara langsung bagaimana cerita sejarah Indonesia di masa Belanda, abad 20 dan masa pertempuran dengan negara Inggris, selain itu tempat ini sangat tenang berbeda dengan daratan Jakarta,” tuturnya.
Miklos menilai, Jakarta sering dilihat sebagai kota modern, tapi di pulau ini ada sejarah panjang, yang bisa dirasakan, dilihat dan diketahui.
“Dengan narasi penjelasan yang panjang tentang sejarah ini, tentunya akan lebih banyak yang tertarik untuk mengunjungi dan menghargai sejarah tempat ini,” tambahnya.
Tercatat, kegiatan kunjungan ini juga mendapat dukungan dari Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu, yang menampilkan tarian tradisional untuk para anggota IHS yang datang***