Centangsatu.com | Peningkatan drastis kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang tercatat mencapai lebih dari 80 ribu kasus sepanjang 2024, kini menjadi sorotan nasional. Di tengah kekhawatiran publik, Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia akhirnya memanggil manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), menyusul dugaan bahwa aktivitas industri nikel yang masif berkontribusi terhadap kondisi udara yang memburuk di wilayah tersebut.
Langkah tegas ini diambil sebagai bagian dari pemantauan HAM atas dampak lingkungan dan hak masyarakat atas kesehatan yang layak. Dalam audiensi yang berlangsung awal Mei ini, tim dari Direktorat Pelayanan dan Kepatuhan HAM yang dipimpin oleh Marlan Parakas meminta penjelasan menyeluruh terkait pengelolaan limbah dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Peningkatan ISPA bukan hanya persoalan angka statistik. Ini menyangkut hak dasar warga untuk menghirup udara bersih dan hidup sehat. Kami ingin tahu sejauh mana tanggung jawab PT IMIP dalam situasi ini,” tegas Marlan dalam pertemuan tersebut.
Di hadapan perwakilan Kemenkum HAM, PT IMIP yang diwakili oleh Direktur CSR dan Environment, Dermawati Sihite, membawa dokumen yang diklaim menunjukkan kepatuhan terhadap standar lingkungan yang ditetapkan pemerintah. Ia juga memaparkan sejumlah inisiatif seperti pembangunan klinik kesehatan gratis, penyuluhan medis, dan pendirian bank sampah di sekitar wilayah operasional.
Meski demikian, pihak Kementerian HAM menekankan bahwa kepatuhan administratif belum tentu berbanding lurus dengan realita di lapangan.
“Dokumen bisa mengatakan satu hal, tapi fakta di masyarakat bisa sangat berbeda. Kami akan terus mendalami,” ujar seorang anggota tim.
Pertemuan tersebut ditutup dengan kesediaan PT IMIP untuk menerima masukan dan rekomendasi dari Kementerian HAM. Pihak perusahaan juga menyatakan komitmen untuk lebih aktif dalam upaya perlindungan hak atas lingkungan yang sehat.
Dengan sorotan publik yang makin tajam, bola kini berada di tangan PT IMIP apakah komitmen mereka benar-benar akan terlihat dalam aksi nyata, atau sekadar menjadi catatan manis di atas kertas.