Berita militer

Menakar Jiwa Keprajuritan di Sidang Pantukhirda Lanud Sultan Hasanuddin

372
×

Menakar Jiwa Keprajuritan di Sidang Pantukhirda Lanud Sultan Hasanuddin

Sebarkan artikel ini
l

CENTANGSATU.com – Gedung Serba Guna Lanud Sultan Hasanuddin tiba-tiba menjadi saksi bisu dari langkah-langkah penuh harap. Di tempat itulah, 99 calon Bintara PK TNI AU 76 pria dan 23 wanita menghadapi tahap akhir dari sebuah perjalanan panjang: Sidang Penentuan Akhir Daerah atau Pantukhirda.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Arifaini Nur Dwiyanto, M.Han., memimpin langsung sidang yang menentukan siapa saja yang akan melangkah ke seleksi tingkat pusat di Lanud Adi Soemarmo, Solo. Namun, bagi Marsma Arifaini, hari ini bukan hanya soal administrasi dan data. Ini soal meraba masa depan TNI AU.

“Di hadapan kita, berdiri anak-anak muda yang telah melewati berbagai ujian. Tapi hari ini bukan hanya melihat siapa yang kuat secara fisik, atau cerdas secara intelektual. Kita mencari lebih dari itu siapa yang punya jiwa. Siapa yang rela mengabdi, bahkan ketika tak ada yang melihat. Karena menjadi prajurit bukan tentang seragam atau pangkat, tapi tentang komitmen dan keberanian untuk berdiri di garis depan republik ini,” ujarnya penuh tekanan, seolah ingin menegaskan bahwa seleksi ini adalah soal nilai, bukan angka semata.

Para calon sebelumnya telah melewati tahapan seleksi ketat: dari administrasi, kesehatan, jasmani, hingga tes psikologi dan mental ideologi. Proses panjang yang tak hanya mengukur tubuh, tapi juga menguji keteguhan jiwa mereka.

Marsma Arifaini melanjutkan dalam sesi terbuka kepada seluruh tim penilai,

“Jangan biarkan subjektivitas merusak proses ini. Tidak boleh ada nama yang lolos hanya karena simpati atau koneksi. Yang kita cari adalah putra dan putri terbaik bangsa bukan yang sempurna, tapi yang bersungguh-sungguh. Karena kelak, mereka akan membawa lambang TNI AU di dada, dan itu tanggung jawab yang tidak ringan.” tuturnya.

Turut hadir dalam sidang tersebut para pejabat kunci Lanud: Kadispers Kolonel Adm Sidik Pramono, Kepala Rumah Sakit dr. Dody Sardjoto Kolonel Kes dr. Nicolas Ardito Susilo, Kasi Binjas Letkol Kes Adi Kusman, hingga Dansatpom Letkol Pom Agust Leonardo Saud. Mereka semua memiliki satu tugas: memastikan hanya calon terbaik yang akan diberangkatkan ke Solo.

Di luar gedung, wajah-wajah muda tampak tegang. Tapi di balik ketegangan itu, ada semangat yang menyala harapan untuk menjadi bagian dari pasukan udara yang menjaga langit Indonesia. Di antara mereka, mungkin ada kelak Komandan Skadron, penerbang tempur, atau perwira logistik andalan. Tapi hari ini, mereka semua adalah calon, dan hanya yang layak yang akan lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *