Berita militer

Olahraga Jadi Jembatan Kasih Satgas Yonif 715/Motuliato dan Warga Puncak Jaya

285
×

Olahraga Jadi Jembatan Kasih Satgas Yonif 715/Motuliato dan Warga Puncak Jaya

Sebarkan artikel ini
l

CENTANGSATU.com — Kabut masih menyelimuti lereng-lereng hijau di Kampung Pintu Angin saat musik senam mengalun dari Pos Satgas Yonif 715/Motuliato. Di lapangan kecil yang sederhana, suasana hangat tak terbendung: warga kampung, tua-muda, anak-anak hingga ibu-ibu, berkumpul bersama puluhan personel TNI dalam balutan semangat dan senyum yang tulus.

Olahraga bersama ini bukan sekadar ajakan bergerak badan. Ia adalah simbol, sebuah jembatan kemanusiaan di tengah wilayah pegunungan yang kerap terdengar karena isu keamanan. Sabtu (10/5/2025), Satgas Pos Pintu Angin membuktikan bahwa kehadiran TNI tidak hanya soal patroli dan senjata, tapi juga tentang kebersamaan dan harapan.

“Di sinilah kami belajar arti dari menjadi prajurit rakyat,” ungkap Lettu Inf Eka Yhuda Siregar, Danpos Pintu Angin, saat berbincang seusai kegiatan.

“Kami datang bukan hanya menjaga perbatasan, tapi juga menjalin hati. Olahraga bersama ini mungkin tampak sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Saat warga datang tertawa, berkeringat bersama, lalu duduk bersantai dengan kami, itulah bukti bahwa kedekatan tidak bisa dipaksakan ia tumbuh dari kebersamaan yang jujur.” ucapnya

Menurutnya, program seperti ini menjadi bagian dari pembinaan teritorial (Binter) yang terus digencarkan oleh Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 715/Mtl. Tujuannya jelas: membantu mengatasi kesulitan rakyat dan mendorong terciptanya suasana yang damai dan sehat di wilayah tugas.

Di antara warga yang hadir, Male Enumbi (27), salah satu pemuda kampung, menyampaikan rasa terima kasihnya dengan penuh haru. “Beta senang skali bisa ikut olahraga di pos. Sa rasa, tentara itu seperti saudara yang baru datang bantu kami di kampung. Sa harap bapak-bapak semua diberkati Tuhan, tetap sehat dan selamat sampai tugas selesai,” ucapnya, sembari menggenggam tangan salah satu personel.

Seusai olahraga, warga dan prajurit duduk bersama menikmati teh hangat dan ubi rebus. Anak-anak bermain di halaman pos, sementara yang lain bercengkerama penuh tawa. Tak ada sekat, tak ada seragam yang membatasi.

Hari itu, udara Puncak Jaya bukan hanya membawa sejuk alam pegunungan, tapi juga kehangatan hubungan antar sesama anak bangsa. Karena di balik tugas negara, prajurit sejati tahu: hadir di tengah rakyat adalah misi yang paling bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *