Scroll untuk baca artikel
Film

Lagu Rossa di Film “Tak Ingin Usai di Sini” Sarat Makna Kehilangan

57
×

Lagu Rossa di Film “Tak Ingin Usai di Sini” Sarat Makna Kehilangan

Sebarkan artikel ini

Centangsatu, Jakarta – Film Tak Ingin Usai di Sini bukan hanya menawarkan kisah cinta yang menyayat hati, tetapi juga menyentuh ranah kehilangan yang begitu manusiawi. Di balik layar, penyanyi Rossa yang juga menyumbangkan lagu soundtrack untuk film ini mengungkapkan cerita emosional di balik proses kreatif lagu tersebut.

Awalnya, Rossa sempat ragu untuk terlibat dalam film ini. Hadir dalam Press Screening & Press Conference Film “Tak Ingin Usai Di Sini” yang diadakan di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu 28/5/2025).

“Pas diajak, aku langsung bilang, ‘Hah? Enggak ah, enggak mau. Aku enggak ngerti gimana cara akting,’” ujar Rossa. Namun ketika tahu dirinya hanya akan tampil sebagai penyanyi, ia pun luluh. “Kalau sebagai Rossa, aku pikir oke,” ucap Rossa.

Perjalanan berikutnya membawanya ke ruang workshop bersama Andi Rianto dan penulis lirik Monti Tiwa untuk menciptakan lagu yang sesuai dengan ruh film tersebut. Rossa menggambarkan bagaimana lirik ciptaan Monti menggugah hati sejak pertama kali ia mendengarnya.

“Kalau Pak Monti bikin lirik, itu kayak mengirimkan racun ke hati kita,” kata Rossa.

Salah satu momen paling emosional terjadi saat sesi latihan bersama Andi Rianto. Kala itu, salah satu rekan mereka, NR, baru saja kehilangan ibunya.

“Ternyata semua orang pernah merasa kehilangan. Waktu itu kami cuma diam, enggak bisa nyanyi. Emosinya terlalu kuat,” kenang Rossa.

Lagu yang lahir dari proses tersebut menyimpan makna yang sangat dalam. Salah satu baris liriknya yang menjadi refleksi Rossa adalah, “Kita selalu ingin terlihat baik-baik saja, padahal kita tidak baik-baik saja.” Menurutnya, kalimat itu begitu relevan dengan kenyataan banyak orang.

“Kadang orang bilang, ‘Kamu pasti baik-baik aja kok,’ tapi sebenarnya kita enggak baik-baik saja. Apalagi kalau menyangkut keluarga atau orang-orang terdekat kita,” ucap Rossa.

Namun yang paling menyentuh hati, menurutnya, adalah pengingat yang tak terduga tentang suara.

“Yang paling cepat kita lupakan saat seseorang tiada adalah suaranya,” katanya lirih. Ia bercerita bagaimana kini dirinya dan keluarga rutin mengirim voice note satu sama lain hanya agar suara mereka tetap tersimpan.

“NR itu bahkan menyimpan voice note dari mamanya yang tinggal di Jambi. Isinya cuma bilang, ‘Udah makan belum?’ Tapi sekarang jadi satu-satunya kenangan suara,” kata Rossa.

Ia berharap pesan dari lagu ini bisa menyadarkan kita semua tentang pentingnya menjaga kenangan bukan hanya lewat foto, tetapi juga suara.

Dengan akting dari Bryan Domani dan Vanesha Prescilla, serta sentuhan emosional dari lagu Rossa, film ini menjanjikan lebih dari sekadar cerita cinta. Ia menjadi pengingat lembut bahwa kehilangan adalah bagian dari hidup dan kenangan, terutama suara, adalah harta yang tak ternilai.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *