Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

GENERASI MUDA DAN AGEN PERDAMAIAN Oleh : Inggar Saputra

25
×

GENERASI MUDA DAN AGEN PERDAMAIAN Oleh : Inggar Saputra

Sebarkan artikel ini

Jakarta,CentangSatu.com–|Generasi muda di Indonesia adalah harapan akan masa depan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik, khususnya dalam menyambut bonus demografi tahun 2045. Saat itu, anak muda Indonesia diprediksi akan menjadi pemimpin di berbagai bidang kehidupan sehingga penting menciptakan peta jalan menuju bonus demografi 2045. Selama ini, pemerintah sudah membangun konsep Indonesia Emas sebagai gambaran akan pedoman perwajahan generasi muda Indonesia di masa depan khususunya menyambut bonus demografi 2045 mendatang. Tetapi dalam realitasnya masih minim pengawasan dan standar penilaian terhadap tahapan yang ada sehingga menimbulkan kekhawatiran generasi emas menjadi generasi cemas jika tidak segera diantisipasi pola dan pergerakannya setiap tahun, padahal itu sangat penting dalam upaya melakukan pemetaan dan indikator sudah sejauhmana keberhasilan menciptakan generasi emas 2045.

Salah satu persoalan yang muncul belakangan masih ditemukannya kekerasan di kalangan generasi muda dalam bentuk tawuran antar pelajar, kekerasan seksual pada pasangan menikah di usia muda, balapan liar yang menciptakan konflik dan berujung kehilangan nyawa, anarkisme demonstrasi mahasiswa, sampai kepada pelecehan verbal di media online dan media sosial. Kasus terakhir semakin terlihat banyak bermunculan di era digital dimana media sosial seringkali dijadikan sarana menciptakan kebebasan berekspresi tanpa batasan sehingga memicu maraknya pemberitaan bohong dan ujaran kebencian. Seringkali generasi muda terjebak dalam penyampaian kata kata kasar di media sosial sehingga berujung kepada pidana penjara yang merugikan integritas dirinya di masa sekarang dan masa depan. Kebiasaan mengumpat, mencaci maki dan berkata kasar di media sosial menciptakan media sosial sebagai sarana kekisruhan, kegaduhan dan sumber kebisingan kehidupan tanpa mampu menghadirkan solusi yang komprehensif atas masalah publik yang diperbincangkan.

Maraknya kekerasan verbal dalam bentuk umpatan, penghinaan, kata-kata provokasi dan ujaran kebencian di media sosial menjadi tantangan yang problematik di kalangan generasi muda.Hal ini dapat dipicu miskinnya keteladanan dari tokoh publik yang mampu menjadi role model generasi muda. Sehingga penting sekali mendorong anak muda yang mampu menjadi agen perdamaian. Menciptakan kesejukan dalam menarasikan postingan di media sosial khususnya terhadap isu sosial politik yang sensitif. Perhatian dalam bentuk keteladanan ini dapat dijalankan ketika kita mampu kembali kepada ajaran luhur pendiri bangsa.

Memperbanyak juru damai di media sosial bagi kalangan muda diharapkan mampu mendorong anak muda yang produktif dan energinya disalurkan di media yang tepat dalam mendorong Indonesia yang lebih baik di masa depan. Bagaimanapun anak muda cenderung labil secara emosional, tetapi kaya akan ide kreatif yang berdampak luas kepada kehidupan bangsa dan negara. Sehingga dibutuhkan juru keteladanan baik dari sesama kalangan anak muda maupun orang tua yang berfungsi mengarahkan, menasehati dan membimbing anak muda dengan pengalaman terbaiknya.

Sebagaimana dijelaskan dalam konsep Ki Hajar Dewantara, membentuk agen perdamaian di kalangan anak muda membutuhkan ing ngarso sung tulada. Butuh diciptakan anak muda yang berani tampil ke depan, mengenalkan pentingnya etika, keamanan dan budaya digital. Sebagai kelompok masyarakat produktif, dukungan agenda dari agen perdamaian anak muda akan mampu menciptakan efek yang luas kepada kalangan sebaya. Memperbanyak teladan anak muda yang kreatif dan sukses memanfaatkan digitalisasi ekonomi, pendidikan, sosial, budaya akan membentuk ekosistem yang berfungsi sebagai filter dalam membendung ancaman kerusakan di kalangan generasi muda.

Selain itu, dibutuhkan ing madya mangun karsa, dimana orang tua sebagai guru terbaik bagi anak harus tetap memberikan perhatian, nasehat dan bimbingan terbaik di tengah berbagai kesibukannya. Orang tua harus mampu menjadi pendamping, sahabat utama dan teman setia anak sehingga mampu melewatkan masa mudanya dengan pencapaian terbaik dan membantunya menemukan visi terbaik dalam kehidupannya di masa depan. Terakhir, tut wuri handayani yang menekankan sosok yang mampu mendorong moralitas, memotivasi semangat hidup dan menciptakan dukungan melewati masa tersulitnya di saat masa muda sehingga kesulitan tak membawanya dalam jebakan kehidupan yang merusak. Sosok itu mampu hadir melalui guru, teman sebaya, dan tokoh masyarakat sebagai teladan terbaik dan strategis di lingkungan sekitarnya.

(Inggar Saputra Praktisi Pendidikan dan Kebangsaan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *