Scroll untuk baca artikel
Hot News

Kementerian Agama Dorong Masjid Ramah Disabilitas Lewat Program 1.000 Masjid Inklusif

16
×

Kementerian Agama Dorong Masjid Ramah Disabilitas Lewat Program 1.000 Masjid Inklusif

Sebarkan artikel ini

Jakarta,CENTANGSATU.COM,- Bimas Islam – 24 Juni 2025
Kementerian Agama (Kemenag) resmi meluncurkan program Ngaji Fasholatan dan inisiatif 1.000 Masjid Ramah Penyandang Disabilitas dan Lansia, sebagai langkah strategis mewujudkan masjid yang inklusif, nyaman, dan dapat diakses oleh semua kalangan. Peluncuran ini menjadi bagian dari kegiatan “Kick Off Program Ngaji Fasholatan dan 1.000 Masjid Inklusif” yang digelar di Jakarta pada Selasa, 24 Juni 2025.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menegaskan pentingnya transformasi masjid menjadi pusat pelayanan sosial, bukan hanya sebagai tempat ibadah. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi ruang yang aman dan ramah, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas.

“Bayangkan para lansia bertemu sahabat seangkatannya di masjid, saling menyapa, saling cerita. Tempat yang paling indah untuk mereka adalah masjid,” ujar Abu Rokhmad dalam sambutannya.

Menurut Abu, gerakan masjid inklusif tidak sekadar menyangkut infrastruktur fisik seperti jalur landai dan toilet khusus, tetapi juga perubahan cara pandang dari pengurus dan jamaah. Kesadaran kolektif dibutuhkan agar semua warga negara, termasuk kelompok rentan, dapat beribadah dengan aman dan bermartabat.

Ngaji Fasholatan: Spiritualitas sebagai Dasar Transformasi Sosial

Program Ngaji Fasholatan juga menjadi prioritas Kemenag untuk memperkuat fungsi masjid sebagai pusat pendidikan karakter dan spiritual umat. Abu Rokhmad menekankan bahwa kualitas salat menjadi kunci bagi kualitas hidup masyarakat.

“Kalau salatnya benar, yang lain ikut benar. Bahkan urusan rezeki, rumah tangga, dan akhlak bisa dimulai dari salat,” jelasnya.

Ia juga mendorong pemerintah agar merancang Bantuan Operasional Masjid (BOM), sebagai bentuk kehadiran negara dalam pengelolaan masjid, layaknya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk madrasah.

Aksesibilitas Masjid Masih Rendah

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, mengungkapkan hasil survei yang mengejutkan: dari 47 masjid yang disurvei, 46 belum ramah terhadap penyandang disabilitas dan lansia. Hal ini menunjukkan masih jauhnya pemenuhan prinsip keadilan akses dalam pengelolaan masjid.

“Kita harus ubah mindset. Jangan lagi ada anggapan bahwa penyandang disabilitas cukup ibadah di rumah,” tegas Arsad.

Kemenag telah menerbitkan Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 958 Tahun 2021 sebagai acuan dalam pembangunan masjid yang ramah disabilitas, termasuk pelatihan pengelola dan penyediaan fasilitas seperti ramp dan toilet khusus. Masjid Istiqlal dan Masjid el-Syifa Ciganjur disebut sebagai contoh penerapan inklusivitas yang baik.

Dukungan PBNU dan Pentingnya Tindak Lanjut

Ketua PBNU, KH Masyhuri Malik, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini dan menyebut pengelola masjid sebagai “mujahid” yang memperjuangkan nilai-nilai Islam rahmatan lil-‘alamin.

“Antum semua adalah mujahid fi sabilillah. Ini bagian dari merawat warisan para ulama dan pendiri bangsa,” ujarnya

Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program, serta perlunya interaksi sosial yang bermakna, khususnya bagi kalangan lansia. Ia juga menyoroti bahwa khotbah Jumat dapat menjadi sarana efektif menyampaikan agenda pembangunan nasional, mulai dari toleransi hingga pencegahan stunting.

Masjid ramah disabilitas, Masjid ramah lansia, Program Ngaji Fasholatan, Masjid inklusif, Kementerian Agama Bantuan Operasional Masjid (BOM), Transformasi fungsi masjid, Salat dan pendidikan karakter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *