Centangsatu.com — Di tengah sorotan lampu dan keramaian kecil di Hotel Boutique kawasan Blok M, suasana haru menyelimuti acara spontan yang digelar oleh Laskar Merah Putih (LMP) untuk mendukung sang legenda musik Indonesia, Hamdan ATT, dan istrinya, Yeni Farida, yang kini tengah mengalami cobaan kesehatan.
Dalam kesempatan istimewa tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Laskar Merah Putih, Erwin, menjelaskan bagaimana acara ini terselenggara begitu cepat namun penuh makna.
“Jujur, acara ini dibuat dalam waktu yang sangat singkat, mungkin baru dikabarin sekitar dua atau tiga hari yang lalu. Tapi begitu tahu kondisinya Pak Hamdan dan Ibu Yeni, kami langsung bergerak. Tanpa ragu, kami hadir,” ujar Herwin dengan penuh semangat.
Acara yang dikemas sederhana namun sarat solidaritas itu digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi kesehatan Hamdan ATT dan istrinya. Bahkan, dari segi dana, acara ini turut menggalang saweran langsung dari para hadirin.
“Kalau dihitung dari saweran yang terkumpul, sementara ini baru sekitar enam juta rupiah. Itu pun baru dari yang cash, belum termasuk bantuan lewat rekening. Tapi insya Allah, hari ini setelah dihitung semua, akan langsung kami berikan ke pihak keluarga. Ketua umum kami pun hadir langsung untuk menyerahkannya,” jelas Herwin sambil mengantar senyum kepada beberapa tamu kehormatan.
Selain acara tersebut, LMP mengonfirmasi agenda besar lainnya yakni pelantikan pengurus markas besar yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Meskipun lokasi pastinya masih dirundingkan antara Jakarta atau luar kota, pelantikan lima tahunan ini diharapkan dapat menjadi momentum penguatan internal organisasi.
“Kami semua, sebagai pengurus, harus turun langsung ke masyarakat. Jangan hanya jadi pengurus yang seperti katak, banyak bicara tapi diam di tempat,” kata Herwin tegas.
“Kita harus berbuat nyata, sesuai bidang masing-masing. LMP menyesuaikan programnya dengan kementerian yang ada, dan kami pun siap bekerja sama dengan universitas, TNI, dan Polri.”
Acara hari itu bukan sekadar kumpul-kumpul. Ia menjadi panggung solidaritas, pengingat bahwa kekuatan sebuah komunitas terletak bukan hanya pada jumlah, tetapi pada ketulusan saling membantu dalam masa sulit.