Jakarta, Centangsatu – Film horor etnografis berjudul Lintrik dijadwalkan tayang di bioskop pada 11 September 2025 mendatang. Disutradarai Irham Acho Bahtiar, film ini mengangkat tema yang belum banyak diulas dalam sinema Indonesia: ilmu pelet tingkat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh seorang dukun wanita dengan media kartu ceki atau domino Jawa.
“Lintrik itu beda. Ini bukan ilmu pelet sembarangan yang bisa dilakukan siapa saja. Harus melewati serangkaian tahapan yang sangat spesifik dan mistis. Mulai dari membaca kartu, ritual malam hari di makam keramat, sampai proses memasak kartu yang sudah dikubur. Ini bukan sulap, ini tradisi kuno yang diwariskan secara turun temurun,” ujar Irham Acho Bahtiar dalam sesi wawancara eksklusif dengan Redaksi, Jumat (4/7).
Acho menjelaskan lebih jauh tentang efek dari pelet Lintrik ini. “Kalau orang kena Lintrik, dia bisa sakit kepala parah, badannya lemas, pikirannya kacau, sampai akhirnya seperti orang kerasukan. Dan satu-satunya obatnya adalah bertemu kembali dengan si pelaku pelet. Sangat intens dan menyeramkan,” tambahnya.
Film ini juga memperkenalkan wajah baru di dunia perfilman, Karina Icha, yang langsung mendapat kepercayaan besar sebagai pemeran utama, memerankan karakter bernama Sari.
“Saya sangat terkejut ketika dikabari lolos casting. Awalnya saya hanya coba-coba, tapi ternyata dipercaya langsung untuk peran utama. Sari ini tokoh yang kompleks. Hidupnya tragis. Dia harus rela menjadi penghibur malam demi melunasi utang orang tuanya. Ada trauma, ada kemarahan, ada pengorbanan besar. Ini sangat menantang untuk saya,” ujar Karina Icha, saat ditemui di sela acara pemotretan poster film.
Dalam film ini, Karina Icha beradu akting dengan aktor kawakan Donny Damara dan Yatti Surachman. Menurut Icha, dua sosok senior itu banyak membantunya memahami kedalaman emosi tokoh yang ia mainkan.
“Mereka nggak pelit ilmu. Mbak Yatti bahkan sering ngajarin saya cara mengolah energi tubuh saat syuting adegan-adegan berat, terutama yang berkaitan dengan ritual. Saya banyak belajar dari mereka,” tambahnya dengan senyum sumringah.
Film produksi Prama Gatra Film bekerja sama dengan Rumah Semut Film ini tak sekadar menyajikan horor dan mistik, tapi juga membawa pesan moral yang kuat.
“Lintrik bukan sekadar cerita seram. Ini juga sindiran tentang bagaimana orang sering tergoda jalan pintas dalam cinta dan kehidupan. Padahal harga yang dibayar sangat besar. Film ini ingin mengingatkan bahwa tidak semua yang kita inginkan harus dimiliki dengan cara instan,” pungkas Acho.
Lintrik siap menyapa penonton di layar lebar mulai 11 September 2025. Sebuah perpaduan horor, budaya Jawa, dan realita sosial yang dijanjikan akan membekas lama setelah lampu bioskop padam.