Centangsatu, Jakarta – Suara kuat untuk kemandirian politik masyarakat Papua Barat kembali digaungkan. Harun Sabuku, tokoh lokal sekaligus Ketua DPW Gerakan Rakyat (GR) Papua Barat, menyuarakan keinginan agar orang asli Papua Barat bisa memainkan peran sentral dalam panggung politik daerah mereka sendiri.
Dalam sebuah pertemuan yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Minggu (13/7), Harun menyampaikan bahwa sudah saatnya anak-anak asli Papua Barat tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pengarah kebijakan dan pemimpin sejati di tanah mereka.
“Gerakan Rakyat hadir sebagai wadah perjuangan. Ini bukan sekadar organisasi, tapi jalan untuk memperjuangkan hak-hak politik putra daerah,” ujar Harun.
Menurutnya, selama ini kursi-kursi strategis partai politik di Papua Barat masih banyak dikuasai oleh tokoh-tokoh dari luar Papua. Kondisi tersebut membuat representasi orang asli dalam pengambilan keputusan strategis menjadi sangat terbatas.
“Kami ingin membentuk partai-partai yang benar-benar dipimpin oleh anak Papua Barat. Bukan simbol, tapi pemimpin yang tumbuh dari akar budaya dan pengalaman lokal,” ujarnya.
Harun juga mengatakan pentingnya kedaulatan politik bagi masyarakat adat. Ia tidak menolak kehadiran masyarakat dari daerah lain di Papua Barat, namun menurutnya, kepemimpinan politik harus tetap berada di tangan anak negeri.
“Kami bukan menutup diri. Saudara-saudara dari Nusantara silakan datang dan hidup bersama kami. Tapi soal kepemimpinan dan hak politik, itu milik kami. Kami harus jadi tuan di negeri sendiri,” ujar Harun.
Saat ini, struktur organisasi Gerakan Rakyat telah terbentuk di tujuh kabupaten di Papua Barat: Manokwari, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Fakfak, Kaimana, dan Teluk Wondama. Harun sendiri menyampaikan bahwa ia kini juga menjabat sebagai Ketua DPD Kaimana.
Di tengah tantangan dan dinamika politik yang ada, Harun tetap menunjukkan optimisme. Baginya, perjuangan ini bukan hanya untuk generasi sekarang, tapi juga untuk masa depan Papua Barat.
“Ini bukan sekadar ambisi politik. Ini adalah panggilan sejarah. Kita harus bertindak sekarang agar generasi setelah kita punya tempat yang layak di negeri sendiri,” tutup Harun.