Jakarta,CentangSatu.com – Pertandingan sengit tersaji di Lapangan Rumput PSF Pancoran pada Rabu (23/7) sore, saat tim ISA MB dan Raga Negeri saling berhadapan dalam lanjutan kompetisi Liga Jakarta U-17. Laga yang berlangsung dalam tempo 2×35 menit ini berakhir imbang 2-2, diwarnai drama empat gol dan kritik tajam terhadap kepemimpinan wasit.
ISA MB berhasil unggul terlebih dahulu melalui gol yang dicetak oleh Rohman (nomor punggung 15) pada menit ke-13. Namun, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Raga Negeri membalas dan menyamakan kedudukan lewat gol dari Sulthaan Syaakir Wicaksono (nomor punggung 19) di menit ke-23. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Raga Negeri berbalik unggul. Kembali Sulthaan Syaakir Wicaksono (nomor punggung 19) mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-43, membawa Raga Negeri memimpin 2-1. Namun, ISA MB menunjukkan semangat pantang menyerah. Mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui gol Dimitra Muhammad Al Diera (nomor punggung 23) di menit ke-52. Skor imbang 2-2 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Pelatih Raga Negeri, Yusron Yazid, tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap hasil pertandingan. Ia menyebut penampilan timnya sebagai yang terburuk selama putaran Liga Jakarta U-17. “Ini penampilan terburu kami ya. Selama putaran Liga Jakarta buruk dan kami gak bisa memanfaatkan momentum untuk meraih poin penuh, meski tetap naik satu strip, tapi tetap saja itulah bola,” ujar Yusron.
Lebih lanjut, Yusron Yazid juga melontarkan kritik keras terhadap kepemimpinan wasit. Menurutnya, keputusan wasit sangat memengaruhi mental pemainnya. “Secara psikologis, pemain kami agak terganggu dengan kepemimpinan wasit. Saya katakan kepemimpinan wasit tidak maksimal, ini bukan sebagai alasan atas hasil imbang hari ini, karena kita bisa lihat video pertandingan dan nilai secara objektif. Cuma wasit kan nggak bisa diprotes. Pemain saya ada kepalanya yang diinjak dan dihantam, didorong, namun tak ada hadiah tendangan bebas,” ungkap Yusron, menyoroti insiden yang seharusnya berbuah tendangan bebas namun diabaikan wasit.”
Meskipun demikian, Yusron mengakui bahwa ada faktor lain yang berkontribusi pada performa timnya, termasuk kelelahan dan adaptasi pemain muda. “Secara permainan mereka sudah bisa beradaptasi dengan situasi pertandingan yang berlangsung di cuaca panas. Selain itu dari sisi teknis, beberapa pemain ada yang dari usia lebih muda (kelahiran tahun 2009), jadi belum nyetel secara utuh dengan tim. Tapi itu resiko saya sebagai pelatih dan bagian yang harus saya perbaiki,” tambahnya.
Di sisi lain, pelatih ISA MB, Mulyadinata, mengungkapkan kepuasannya dengan semangat juang timnya yang hanya diperkuat 12 pemain. “Yang penting kita niatnya baik, semangat, pantang nyerah, ada berapapun kita hajar terus gas! Selagi kita masih membentuk tim yang solid, progres akan jalan,” kata Mulyadinata. Ia juga menjelaskan bahwa timnya memang merencanakan strategi serangan balik dengan skema 5-3-2 yang bisa berubah menjadi 3-4-3, memanfaatkan situasi dan kapasitas pemain yang terbatas.
Statistik pertandingan menunjukkan Raga Negeri sedikit lebih dominan dalam penguasaan bola dengan 52% berbanding 48% milik ISA MB. Raga Negeri juga lebih banyak melepaskan tembakan (16 berbanding 10) dan tembakan ke arah gawang (9 berbanding 7). Namun, ISA MB bermain lebih bersih dengan hanya 3 pelanggaran dibandingkan 9 pelanggaran yang dilakukan Raga Negeri. Hasil imbang ini membuat kedua tim harus puas berbagi poin dan melanjutkan perjuangan di sisa kompetisi Liga Jakarta U-17**| FOTO : Joko Dolok