Bogor, Centangsatu.com – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan (FKIP Unpak) bersama Belantara Foundation menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Together for the Earth: Youth Collaboration for Achieving SDGs and Education for Sustainable Development” pada Senin, 4 Agustus 2025. Kegiatan ini menggandeng University of Tsukuba dan dua sekolah menengah atas dari Jepang, yakni University of Tsukuba Senior High School at Sakado dan Ehime University Senior High School.
Dalam kuliah umum yang berlangsung di Aula Lantai 4 FKIP Unpak tersebut, puluhan mahasiswa Indonesia dan Jepang berdiskusi tentang peran generasi muda dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD). Acara ini dihadiri oleh sekitar 74 peserta dari berbagai latar belakang, dan menghadirkan dua narasumber utama: Dr. Dolly Priatna dari Belantara Foundation, serta Dr. Nakao P. Nomura dari University of Tsukuba.
Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, dalam pemaparannya menekankan bahwa keterlibatan anak muda sangat krusial dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan restorasi ekosistem. Menurutnya, dunia saat ini membutuhkan lebih dari sekadar kebijakan – tapi juga aksi nyata dari masyarakat, terutama generasi muda.
“Jika kita terus-menerus menggantungkan harapan hanya kepada institusi atau pemerintah, maka kita sedang melewatkan potensi terbesar yang dimiliki oleh dunia, yaitu kekuatan kolektif masyarakat. Kami di Belantara Foundation percaya bahwa anak muda adalah lokomotif perubahan. Mereka tidak hanya melek teknologi, tapi juga semakin sadar lingkungan. Program seperti Forest Restoration Project: SDGs Together! menjadi sarana nyata bagi mereka untuk terlibat langsung dalam pemulihan hutan yang terdegradasi. Ini bukan hanya soal menanam pohon, tapi juga menanam harapan untuk masa depan yang lebih lestari,” jelas Dolly panjang lebar dalam sesinya.
Ia juga menegaskan bahwa Belantara mengadopsi pendekatan multipihak, termasuk kemitraan strategis dengan sektor swasta dari Jepang. Salah satunya adalah upaya restorasi hutan alam di Provinsi Riau yang dikembangkan secara kolaboratif lintas negara.
Sementara itu, Dekan FKIP Unpak, Dr. H. Eka Suhardi, M.Si., dalam sambutan pembukaan menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti pada diskusi saja, melainkan memicu aksi berkelanjutan lintas generasi dan lintas negara.
“Pendidikan harus menjadi fondasi dari setiap langkah pembangunan berkelanjutan. Isu-isu seperti ketimpangan sosial, krisis iklim, dan degradasi lingkungan hanya bisa diatasi jika kita memiliki generasi muda yang berpikir kritis, sadar lingkungan, dan mampu berkolaborasi lintas budaya. Lewat forum ini, kami ingin menanamkan nilai bahwa kolaborasi itu penting. Bukan hanya untuk menyelesaikan masalah hari ini, tapi juga untuk merancang dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ungkap Eka dalam pidato utamanya.
Pada sesi internasional, Dr. Nakao P. Nomura dari University of Tsukuba menyampaikan bahwa konsep ESD harus dimaknai sebagai proses jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pembentukan sikap, nilai, dan tanggung jawab.
“Tujuan akhir dari ESD bukan hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademis, melainkan individu yang peduli dan siap mengambil tindakan. Di Jepang, kami mengintegrasikan prinsip ESD ke dalam kurikulum secara menyeluruh. Melalui kerja sama dengan Universitas Pakuan ini, kami berharap semangat itu bisa menular, sehingga kita bisa bersama-sama mencetak generasi yang tangguh, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan global,” kata Nomura dalam penyampaian materinya.
Menambah semangat kolaboratif, Dr. Yoshikazu Tatemoto selaku Kepala Bidang Studi Internasional dari University of Tsukuba Senior High School at Sakado juga menyampaikan pandangannya.
“Pertukaran ide antara siswa Indonesia dan Jepang sangat berharga. Mereka bukan hanya belajar dari perbedaan, tapi juga menemukan titik temu dalam semangat menjaga bumi. Saya yakin kegiatan ini akan menanamkan perspektif baru dalam diri mereka, bahwa mereka bisa menjadi bagian dari solusi global,” ujarnya.
Sesi berbagi juga menghadirkan mahasiswa dan alumni Universitas Pakuan yang telah aktif dalam kegiatan lingkungan. Agus Deni, Ade Bagja, dan Dhia Nida menyampaikan pengalaman mereka secara inspiratif. Seluruh rangkaian kegiatan dimoderatori oleh Asih Wahyuni, M.Pd., dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unpak.
Kuliah umum ini bukan hanya menjadi ruang akademik, namun juga forum aksi dan inspirasi lintas negara demi masa depan bumi yang lebih berkelanjutan.