Scroll untuk baca artikel
Nasional

Gaduh Pernyataan Bandingkan Harga Beras Indonesia dengan Jepang, Mentan: Jangan Mudah Terprovokasi

13
×

Gaduh Pernyataan Bandingkan Harga Beras Indonesia dengan Jepang, Mentan: Jangan Mudah Terprovokasi

Sebarkan artikel ini

Centangsatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman akhirnya memberikan klarifikasi soal pernyataannya yang sempat menuai polemik di media sosial, terkait perbandingan harga beras Indonesia dengan Jepang.

Amran menegaskan bahwa ucapan dirinya telah dipelintir dan dijadikan bahan framing seolah-olah pemerintah tidak peduli dengan kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini.

“Perlu kami luruskan, jangan mudah terprovokasi dengan potongan-potongan pernyataan yang tidak utuh. Saya sama sekali tidak bermaksud meremehkan keresahan masyarakat. Justru sejak awal kami bekerja siang dan malam agar harga beras tidak semakin memberatkan rakyat. Pernyataan saya dibandingkan dengan Jepang itu keluar dalam konteks berbeda, tapi kemudian dipelintir menjadi seolah-olah pemerintah membiarkan harga naik. Itu tidak benar,” tegas Amran dalam keterangan resminya, Minggu (24/8/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pemerintah tidak tinggal diam terhadap gejolak harga pangan. Upaya stabilisasi telah dijalankan dengan berbagai langkah konkret, salah satunya lewat operasi pasar dan peningkatan distribusi beras dari Bulog ke sejumlah daerah.

“Fakta di lapangan sudah terlihat. Dari 38 provinsi, setidaknya 13 provinsi mencatat tren penurunan harga beras dalam beberapa pekan terakhir. Ini hasil dari intervensi yang kita lakukan bersama, mulai dari kementerian, Bulog, hingga pemerintah daerah. Jadi saya harap publik juga melihat realita ini, jangan hanya terpaku pada narasi yang sengaja digoreng pihak-pihak tertentu,” ujar Amran panjang lebar.

Mentan juga meminta agar publik lebih bijak dalam menerima informasi, terlebih di era media sosial yang serba cepat. Ia menyebut, framing berita yang tidak proporsional justru bisa mengganggu fokus pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan.

“Kalau setiap kalimat yang keluar selalu dipotong lalu dijadikan bahan kegaduhan, maka energi kita habis hanya untuk klarifikasi. Padahal saat ini yang lebih penting adalah memastikan pasokan cukup, distribusi lancar, dan harga bisa kembali stabil. Itu komitmen saya, itu juga arahan Bapak Presiden. Jadi jangan salah tafsir, apalagi sampai menyebarkan keresahan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *