Scroll untuk baca artikel
PariwisataNasional

Indonesia Resmi Gelar CHANDI 2025, Bali Jadi Pusat Dialog Budaya Dunia

12
×

Indonesia Resmi Gelar CHANDI 2025, Bali Jadi Pusat Dialog Budaya Dunia

Sebarkan artikel ini

Jakarta,CentangSatu.com – Indonesia kembali mencatat sejarah. Untuk pertama kalinya, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia meresmikan Konferensi Internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 di Sanur, Bali. Forum berskala global ini mengusung tema “Culture for the Future”, dan dihadiri perwakilan dari lebih dari 40 negara.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menegaskan budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan kekuatan yang mampu menyatukan dunia di tengah krisis iklim, konflik geopolitik, hingga perkembangan teknologi.

“Budaya menghubungkan manusia melalui kisah, nilai, dan ekspresi bersama. Dari situlah lahir kreativitas dan inovasi untuk membentuk masa depan yang inklusif, damai, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Acara pembukaan diwarnai kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga tokoh budaya dunia. Hadir pula Menko PMK Pratikno yang menyoroti pentingnya tata kelola Artificial Intelligence (AI) agar tidak merusak ikatan budaya.

“AI harus melestarikan semua bahasa dan budaya, bukan memecah-belah. Dengan begitu, Bhinneka Tunggal Ika bisa menjadi pijakan peradaban digital yang berkeadilan,” ujarnya.

CHANDI 2025 tidak hanya menghadirkan diskusi tingkat tinggi, tetapi juga pameran seni, kuliner, pertunjukan musik, hingga lokakarya kerajinan tradisional. Forum ini diharapkan mampu menempatkan Indonesia sebagai pusat diplomasi budaya global, sekaligus memperkenalkan “mega-diversity” bangsa dengan 1.340 etnis, 718 bahasa daerah, dan ribuan warisan budaya takbenda.

Puncaknya, pertemuan ini akan menghasilkan Bali Initiative Declaration, sebuah komitmen internasional untuk menjadikan budaya sebagai fondasi perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan semangat 80 tahun Kemerdekaan Indonesia, CHANDI 2025 bukan hanya pesta budaya, melainkan juga pesan diplomasi: bahwa masa depan dunia harus dibangun lewat kebersamaan, keberagaman, dan budaya.|Foto : Istimewa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *