Scroll untuk baca artikel
HiburanFilm

Mitos, Ritual, dan Kebudayaan di Balik Film Perempuan Pembawa Sial

10
×

Mitos, Ritual, dan Kebudayaan di Balik Film Perempuan Pembawa Sial

Sebarkan artikel ini

Jakarta,CentangSatu.com -| Film horor biasanya identik dengan hantu, jump scare, dan kisah balas dendam. Tapi karya terbaru Fajar Nugros, Perempuan Pembawa Sial, menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar rasa kaget. Film ini menjadi pengalaman sinematis yang penuh dengan nuansa mistis Jawa dan warisan budaya yang jarang tersorot.

Dibintangi oleh Raihaanun, Morgan Oey, serta penampilan spesial maestro tari tradisional Didik Nini Thowok, film ini lahir dari kenangan masa kecil Fajar Nugros di Yogyakarta. Tak heran, detail ritual dan budaya Jawa terasa begitu otentik di layar lebar.

Sebelum menyaksikan filmnya, yuk kenalan dulu dengan beberapa unsur budaya yang muncul dalam Perempuan Pembawa Sial:

1. Bahu Laweyan

Cerita rakyat Jawa yang menjadi dasar kisah film ini. Konon, perempuan dengan tanda lahir sebesar koin di bahu kiri dipercaya membawa kutukan: setiap pria yang menjalin hubungan dengannya akan mati secara tragis. Inilah nasib Mirah (Raihaanun) yang menjadi pusat kisah horor ini.

2. Ngidak Endhog

Tradisi pernikahan Jawa di mana mempelai pria menginjak telur hingga pecah. Filosofinya: simbol tanggung jawab sebagai kepala keluarga serta doa agar mendapat keturunan. Namun, jika telur gagal pecah, dipercaya akan membawa kesialan bagi rumah tangga. Unsur ini hadir sebagai simbol penting dalam film.

3. Sembogo

Adegan Mbah Warso (Didik Nini Thowok) meniupkan asap rokok ke wajah Mirah terinspirasi dari ritual Sembogo. Dalam tradisi Jawa, dukun manten melakukan ini untuk memancarkan aura pengantin wanita. Di film, ritual ini justru memberi nuansa mistis yang mencekam.

4. Bawang dan Buah-Buahan

Simbolisme yang cerdas digunakan Fajar Nugros. Kehadiran bawang dan buah-buahan di sepanjang film seakan mengajak penonton mengupas misteri demi misteri. Bahkan, kisah rakyat populer Bawang Merah Bawang Putih dari Riau ikut diselipkan, menambah lapisan akulturasi budaya Nusantara.

5. Tembang Jawa & Mantra

Didik Nini Thowok juga melantunkan mantra yang dimodifikasi dari tembang Asmaradana. Tembang klasik Jawa ini dipercaya memiliki energi mistis, sehingga ritual dalam film terasa semakin nyata dan merindingkan.

Perempuan Pembawa Sial bukan sekadar horor penuh teriakan. Film ini adalah lorong budaya, mitos, dan simbolisme Jawa yang membawa penonton pada pengalaman berbeda: merinding sekaligus kagum.

Catat tanggalnya: 18 September 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *