Centangsatu.com – Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta (PWI Jaya) tengah menyiapkan langkah baru yang dinilai bersejarah. Dua ajang penghargaan bergengsi yang selama ini digelar bersamaan, yakni Anugerah Jurnalistik Mohammad Hoesni Thamrin (MHT Awards) dan PWI Jaya Awards, mulai tahun depan direncanakan akan dipisahkan penyelenggaraannya.
Ketua PWI Jaya, Kesit Budi Handoyo, menegaskan keputusan ini bukan sekadar teknis acara, melainkan sebuah simbol optimisme pers memasuki 2026.
“Sejak awal memang PWI Jaya Awards selalu berjalan beriringan dengan MHT Awards, dan itu baik-baik saja. Tetapi bukan berarti keberadaannya hanya menempel. Justru dengan langkah pemisahan ini, kita ingin menunjukkan bahwa PWI Jaya Awards berdiri dengan nilai dan gengsi sendiri. Ini bukan hal kecil. Ini adalah penegasan bahwa pers Indonesia, khususnya PWI Jaya, punya ruang yang terus berkembang untuk memberi penghargaan dan apresiasi secara lebih luas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/9).
Wacana kemandirian PWI Jaya Awards itu lebih dulu dilontarkan oleh Dr. Bagus Sudarmanto, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Jaya sekaligus Ketua Dewan Juri MHT Awards 2025. Menurutnya, masa depan PWI Jaya Awards tidak boleh sekadar bergantung pada momentum tahunan MHT Awards, tetapi harus bisa menjadi agenda mandiri yang ditunggu publik.
“Kalau kita bicara keberlanjutan, maka PWI Jaya Awards harus diinstitusikan sebagai ikon organisasi. Harus ada perencanaan yang matang, konsep yang kuat, dan daya tarik yang semakin luas. Saya percaya, bila kita persiapkan dengan serius, PWI Jaya Awards bisa terus hadir setiap tahun dengan kualitas yang konsisten. Kita tidak hanya memberi penghargaan, tetapi juga membangun tradisi baru di dunia pers,” kata dosen kriminologi UI dan STIN itu, yang juga mengajar komunikasi di IISIP dan pascasarjana Usahid.
Sementara itu, Ir. Indra Utama, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Jaya sekaligus Ketua Panitia Pelaksana MHT Awards 2025, menekankan bahwa pemisahan ini akan semakin mempertegas identitas kedua ajang.
“PWI Jaya Awards itu bukan sekadar acara seremonial. Ke depan, kita ingin mengemasnya jauh lebih elegan, lebih terarah, dan menjadi sebuah panggung terhormat. Bukan hanya bagi penerimanya, tetapi juga bagi PWI Jaya untuk menunjukkan komitmen membangun kolaborasi lintas sektor. Bayangkan bila tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, mulai dari dunia politik, bisnis, pendidikan, hingga sosial kemasyarakatan, bisa bertemu dalam satu forum yang dikemas dengan apik. Itu akan menjadi simbol keterpaduan yang luar biasa,” tegas Indra, yang juga menjabat anggota Dewan Pengawas Universitas Pancasila.
Sebagaimana diketahui, PWI Jaya Awards selama ini diberikan kepada individu atau tokoh yang berkontribusi besar terhadap dunia pers dan kebebasan berekspresi. Tahun 2025 ini, penghargaan tersebut dianugerahkan kepada empat tokoh pada malam puncak MHT Awards, Jumat (29/8) di Auditorium Abdulrahman Saleh, RRI Jakarta.
Mereka adalah Lestari Moerdijat (Wakil Ketua MPR RI, kategori Perempuan Visioner), Osea Petege (pengusaha Papua sekaligus pegiat lingkungan, kategori Pengusaha Papua dan Advokasi Lingkungan), Iwan Sunito (CEO One Global Capital, kategori Diaspora Inspiratif), serta Andira Reoputra (Direktur Utama Perumda Sarana Jaya, kategori Pemimpin Inovatif Perusahaan Realestat).
Dalam sambutannya saat menyerahkan penghargaan, Kesit menekankan bahwa PWI Jaya Awards lebih dari sekadar seremoni.
“Demokrasi tidak bisa tegak tanpa pers yang kuat. Media sosial bisa berkembang, tetapi tanggung jawab menjaga kebenaran ada di pundak pers. Karena itu, penghargaan ini adalah bentuk pengingat, bahwa kerja pers tidak boleh redup. Kita berutang pada orang-orang yang berdedikasi menjaga ruang publik tetap sehat dan beradab. Inilah yang menjadi jiwa dari PWI Jaya Awards,” katanya penuh penekanan.
Para penerima PWI Jaya Awards 2025 itu kini tercatat menyusul jejak sejumlah tokoh sebelumnya, seperti Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (2021), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (2022), serta Prof. (HC) Dr. Ir. Dwi Soetjipto, MM, dan Prof. Dr. Ariawan Gunadi, SH, MH (2023).
Dengan adanya rencana pemisahan PWI Jaya Awards dari MHT Awards, publik pers kini menanti bagaimana penghargaan itu benar-benar diwujudkan menjadi ikon baru, sekaligus barometer apresiasi bagi tokoh yang mendedikasikan diri untuk pers dan kebebasan berekspresi di Indonesia.