Scroll untuk baca artikel
KriminalNasional

Polisi Tangkap Provokator Penjarahan Rumah Uya Kuya di Jakarta Timur

9
×

Polisi Tangkap Provokator Penjarahan Rumah Uya Kuya di Jakarta Timur

Sebarkan artikel ini

Jakarta,CentangSatu.com — Polres Metro Jakarta Timur menangkap seorang terduga provokator penjarahan rumah Anggota Komisi IX DPR (nonaktif) Surya Utama alias Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8) malam.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal membenarkan penangkapan tersebut. “Provokator penjarahan rumah Uya Kuya sudah diamankan,” ujarnya, Kamis (4/9).

Diamankan di Depok

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, menjelaskan pelaku ditangkap di wilayah Depok setelah diketahui menyebarkan ajakan penjarahan melalui media sosial.

“Reskrim Jakarta Timur amankan satu terduga provokator melalui akun medsos. Pelaku lain masih diburu,” kata Dicky.

Dari tangan pelaku, polisi menyita dua unit ponsel yang digunakan untuk mengoperasikan akun TikTok. Saat ini, barang bukti tersebut masih diperiksa intensif di Polres Jakarta Timur.

Penetapan Tersangka Bertambah

Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam orang tersangka terkait kasus penjarahan rumah Uya Kuya. Satu orang lainnya baru tertangkap pada Rabu (3/9) pukul 11.00 WIB dan masih menjalani pemeriksaan lanjutan.

Lebih dari tiga saksi juga sudah dimintai keterangan terkait kejadian ini.

Kronologi Penjarahan

Kasus ini menjadi sorotan publik setelah beredar video yang memperlihatkan massa merangsek masuk ke rumah Uya Kuya. Massa merobohkan pagar, menerobos hingga lantai dua, dan menjarah sejumlah barang. Suara teriakan “Hancurkan!” terdengar bersahut-sahutan, disertai pecahnya perabot rumah.

Latar Belakang

Penjarahan rumah Uya Kuya terjadi tak lama setelah aksinya berjoget di gedung MPR/DPR menuai kontroversi. Joget itu dianggap publik bersamaan dengan momen diumumkannya kenaikan tunjangan DPR, termasuk tunjangan rumah Rp50 juta per bulan.

Namun, Uya Kuya menegaskan aksinya murni mengikuti alunan musik, bukan bentuk perayaan kenaikan tunjangan. “Joget itu hanya untuk menghargai musisi yang tampil, tidak ada kaitan dengan isu kenaikan tunjangan,” katanya.|Foto : Istimewa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *