Scroll untuk baca artikel
FilmNasional

Kementerian Kebudayaan Siapkan Film Seri Kepahlawanan Nasional: Wariskan Semangat Juang Lewat Layar Lebar

39
×

Kementerian Kebudayaan Siapkan Film Seri Kepahlawanan Nasional: Wariskan Semangat Juang Lewat Layar Lebar

Sebarkan artikel ini

Jakarta, CentangSatu.com — Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Persiapan Pembuatan Film Seri Kepahlawanan Indonesia” di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (14/10). Kegiatan ini menjadi langkah awal pemerintah dalam merancang film seri bertema kepahlawanan nasional yang diharapkan dapat menjadi sarana pewarisan nilai perjuangan dan penguatan karakter bangsa bagi generasi muda.

FGD tersebut mempertemukan sejarawan, sineas, akademisi, serta pemangku kepentingan kebudayaan, untuk menyatukan pandangan tentang pembabakan dan narasi film yang mampu menyeimbangkan keakuratan sejarah dengan kekuatan dramatik sinema.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa dalam penyusunan naskah dan alur film, terdapat tonggak-tonggak sejarah yang wajib menjadi pijakan utama.

“Peristiwa Proklamasi adalah tonggak penting yang harus menjadi bagian utama. Begitu pula peristiwa besar lain seperti Rapat Umum Ikada, Rawa Gede, dan Perjanjian Renville. Semua bisa dikembangkan dalam alur maju mundur yang tetap menarik secara sinematik,” ujar Fadli Zon.

Menbud juga menekankan bahwa film sejarah ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan kebangsaan. Ia berharap generasi muda dapat mengenal perjuangan para pahlawan dari berbagai daerah yang penuh dinamika — mulai dari diplomasi, perlawanan, hingga semangat persatuan.

“Film ini bisa menjadi sangat kaya bila digarap dengan riset yang mendalam dan pendekatan sinematografi yang kuat. Bahkan, kalau perlu dibuat berseri, karena dua jam film tidak akan cukup menggambarkan kompleksitas periode 1945–1950,” tambahnya.

Sejarawan Batara Hutagalung menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menekankan pentingnya menghadirkan sisi-sisi humanis dan emosional dari para tokoh dan peristiwa sejarah.

“Kalau kita ingin memasukkan tema kesejarahan ke dalam film, pendekatannya harus berbeda dari menulis buku. Diperlukan kolaborasi erat antara sejarawan dan sineas agar pesan heroik bisa tersampaikan dengan kuat,” ungkap Batara.

Diskusi yang dimoderatori oleh Anto Dwiastoro ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat Kementerian Kebudayaan, antara lain Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan Anindita Kusuma Listya, serta Direktur Film, Musik, dan Seni Syaifullah. Dari kalangan sejarawan hadir Prof. Dr. Endang Susilowati, M. Yuanda Zara, Ph.D, dan Julianto Ibrahim, M.Hum, sedangkan dari kalangan sineas hadir Rahabi Mandra dan Robby Ertanto melalui daring.

Melalui FGD ini, Kementerian Kebudayaan berharap lahir kolaborasi strategis antara pemerintah, akademisi, dan insan perfilman untuk mewujudkan film seri kepahlawanan Indonesia yang berkelas, inspiratif, dan memperkuat jati diri bangsa.

Rekomendasi hasil FGD ini akan menjadi dasar laporan resmi kepada Presiden, serta mendorong dukungan negara dalam pembiayaan karya film sejarah nasional yang mengangkat semangat perjuangan dan nilai kebangsaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *