Scroll untuk baca artikel
HiburanMusik

Suarajiwa: Ketika Irama Nusantara Menyatu dengan Beat Elektronik Prancis

380
×

Suarajiwa: Ketika Irama Nusantara Menyatu dengan Beat Elektronik Prancis

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,CentangSatu.com – Lantunan gamelan berpadu dengan dentuman elektronik di Auditorium IFI Thamrin Jakarta pada Jumat malam (7/11). Di bawah sorotan lampu yang temaram, proyek musik kolaboratif Suarajiwa resmi membuka tur konser bertajuk “SUARAJIWA – A Fusion Beyond Borders.”

Konser ini menjadi pembuka dari sembilan pertunjukan lintas kota yang digelar untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara Prancis dan Indonesia.

Suarajiwa menghadirkan pertemuan dua dunia musik: tiga musisi elektronik asal Prancis — Olivier Bertholet, Pascal Pancrazi, dan Laurent Gueirard — bersatu dengan lima musisi tradisional Indonesia, yaitu Mahindra Askandar, Chaerul, Embung Surya Muhammad, Aji Widyadhana Pangestu, dan Sumitra Adi Kusuma.

Selama sepuluh hari residensi artistik di IFI Jakarta, mereka menciptakan enam karya baru: “Suara Jali”, “Magie-magie”, “Baobab”, “Arapan”, “Zarafas”, dan “Sama-sama” — yang semuanya dipentaskan perdana malam itu.

Menurut Olivier Bertholet, ide proyek ini lahir saat kunjungannya ke Indonesia pada Oktober 2024. “Saya terkesan dengan persamaan antara musik elektronik dan komposisi gamelan Bali. Dari sanalah ide untuk Suarajiwa lahir,” ujarnya.

Bagi Olivier, Suarajiwa bukan sekadar proyek musik, melainkan dialog lintas budaya dan spiritualitas bunyi. “Suarajiwa berarti ‘bunyi jiwa’. Kami ingin menciptakan semesta musik baru yang hanya bisa lahir dari pertemuan dua budaya,” tambahnya.

Konser berdurasi dua jam ini memukau para penonton — mulai dari penikmat musik, seniman, hingga perwakilan diplomatik kedua negara. Gamelan, suling, dan kendang berpadu harmoni dengan suara sintetis dan loop modular, menghadirkan pengalaman audio yang magis dan emosional.

Catheryn Andi Latief, staf pengajar IFI yang turut membidani proyek ini, menilai bahwa musik menjadi bahasa universal yang menyatukan tanpa batas. “Setiap komposisi membawa cerita dan emosi yang lahir dari proses kreatif bersama,” katanya.

Setelah Jakarta, Suarajiwa akan melanjutkan tur ke delapan kota lain di Jawa — mulai dari Bogor, Bandung, hingga Yogyakarta dan Semarang — sebelum akhirnya menutup perjalanan di acara (DI(E)GITAL III x WMS) pada 17 November 2025.

Menutup konser perdananya, Olivier mengungkapkan rencana membawa Suarajiwa ke Prancis tahun depan. “Tahun ini kami tampil di Indonesia. Tahun depan, tim Indonesia akan kami sambut di Korsika untuk melanjutkan kolaborasi ini,” tuturnya penuh semangat.

Proyek ini diprakarsai oleh Art et Noces Troubles, didukung oleh Kedutaan Besar Prancis dan Institut Français d’Indonésie (IFI) di empat kota. Informasi lengkap mengenai tur dapat diakses melalui akun resmi Instagram @suarajiwa.project.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *