JAKARTA,CentangSatu.com — Dunia seni pertunjukan Indonesia kembali menghadirkan gebrakan. Keana Production mempersembahkan Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa, sebuah produksi teater yang menyatukan enam kisah pahlawan nasional perempuan dalam satu helai dramaturgi yang utuh. Pertunjukan ini akan digelar pada 25 November 2025 di Gedung Kesenian Jakarta, tepat di tengah bulan penghormatan kepada para pahlawan bangsa.
Tidak seperti pementasan biografi biasa, Monoplay Melati Pertiwi menawarkan pendekatan segar: setiap pahlawan seakan berbicara dari ruang dan waktu mereka sendiri, namun tetap dirangkai dalam satu alur dramaturgis yang saling mengait. Penonton akan diajak mengarungi perjalanan batin enam figur perempuan yang memiliki peranan penting dalam sejarah Indonesia — dari masa kolonial hingga perjuangan kemerdekaan.
Seni Pertunjukan sebagai Medium Menghidupkan Kembali Sejarah
Diproduseri Marcella Zalianty dan disutradarai Wawan Sofwan, karya ini dirancang sebagai sebuah pengalaman teater yang tidak hanya mengandalkan akting, tetapi juga perpaduan multimedia, musik, dan bahasa panggung yang kontemporer.
Marcella menyebut proyek ini sebagai “perjalanan introspektif tentang identitas dan keberanian perempuan Indonesia sepanjang zaman.” Ia menegaskan tekad Keana Production untuk menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya memukau secara artistik, tetapi juga relevan dengan kondisi sosial hari ini.
Wawan Sofwan menambahkan bahwa setiap karakter tidak hanya divisualkan sebagai sosok sejarah, melainkan sebagai manusia dengan keraguan, ketakutan, serta keputusan-keputusan penting yang membentuk bangsa. “Kami ingin penonton melihat mereka bukan sebagai figur patung, melainkan manusia yang hidup,” katanya.
Deretan Tokoh yang Dihidupkan Para Bintang
Pertunjukan ini menampilkan enam perempuan dari dunia seni yang dikenal publik:
Isyana Sarasvati – S.K. Trimurti
Maudy Koesnaedi – Nyi Ageng Serang
Tika Bravani – Rasuna Said
Hana Malasan – Ratu Kalinyamat
Marcella Zalianty – Laksamana Malahayati
Glory Hilary – Christina Martha Tiahahu
Masing-masing memberikan refleksi personal terhadap tokoh yang mereka perankan. Dari Isyana yang memahami kekuatan kata-kata Trimurti, hingga Glory yang menangkap api semangat Tiahahu, keenamnya sepakat bahwa pertunjukan ini bukan sekadar peran—melainkan panggilan untuk mengenal kembali akar sejarah perempuan Indonesia.
Dari Naskah hingga Panggung: Digarap oleh Tim Kreatif Terpilih
Lima penulis terlibat dalam merangkai naskah: Ahda Imran, Cut Novita Srikandi, Felix K. Nesi, Endah Dinda Jenura, dan Fandy Hutari. Sejumlah tenaga artistik pun ikut memperkaya pementasan, mulai dari Trianzani Sulshi (artistik), Achi Hardjakusumah (musik), Fajar Okto Adiputra (cahaya), hingga Natasha Anadella (kostum). Elemen visual pertunjukan akan diperkuat oleh penataan multimedia Aep Suherman dan fotografi poster Winston Gomez.
Produksi ini juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan RI, menandaskan pentingnya pelestarian narasi sejarah melalui medium seni yang lebih dekat dengan generasi muda.
Tiket Sudah Tersedia
Tiket Monoplay Melati Pertiwi dibanderol mulai Rp150.000 – Rp1.000.000, dan dapat diperoleh melalui loket.com. Informasi terbaru mengenai pertunjukan dapat diikuti melalui Instagram @keana_film.


















