Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

Ma’ruf Ardad Demi Menonton Rhoma Irama,Rela Naik Bukit Penuh Kotoran Kerbau, Kini Rilis Lagu “Rhoma Irama Sang Raja Dangdut Dunia”

1
×

Ma’ruf Ardad Demi Menonton Rhoma Irama,Rela Naik Bukit Penuh Kotoran Kerbau, Kini Rilis Lagu “Rhoma Irama Sang Raja Dangdut Dunia”

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,CentangSatu.com — Perjalanan hidup Ma’ruf Ardad, pencipta lagu senior yang namanya jarang terdengar namun karyanya menjadi napas musik Indonesia sejak 1980-an, tak ubahnya sebuah film. Dari kampung kecil di Banyuwangi, ia melangkah dengan mimpi sederhana: menjadi penyanyi. Namun takdir justru menuntunnya menjadi salah satu penulis lagu dengan rekam jejak panjang di industri dangdut nasional.

Di kediamannya yang sederhana di Cengkareng, Minggu (7/12), Ma’ruf membuka kembali lembar-lembar memori yang membentuk dirinya hingga hari ini. Dengan tatapan yang sesekali menerawang, ia menceritakan awal keberangkatannya ke Jakarta pada 1980

“Waktu itu saya cuma bawa tekad. Jadi penyanyi itu tujuan pertama. Tapi ternyata nggak mudah…,” ujarnya, tersenyum getir.

“Menulis lagu akhirnya jadi jalan hidup saya.”tambahnya.

Dari Manuskrip Lusuh ke Ruang Rekaman Penyanyi Ternama

Di tengah kerasnya Jakarta, Ma’ruf terus menulis lagu di buku-buku lusuh, berharap ada satu pintu yang terbuka. Pintu itu datang lewat Tommy J Pisa.

“Tommy itu yang pertama bawain lagu dangdut karya saya Nasib Pengamen. Dari situ perjalanan saya mulai kelihatan arahnya,” kenangnya.

Namun tak semua perjalanan mulus. Pernah ia hampir bekerja sama dengan Muchsin Alatas, tetapi urung karena persoalan harga. Nasib kemudian membawa Ma’ruf masuk ke belantika dangdut dunia yang justru membesarkan namanya. Sejak akhir 1980-an hingga kini, sebagian besar karyanya direkam dalam genre yang sama.

Fanatisme Masa Remaja yang Mendorong Mimpi

Yang membuat kisah Ma’ruf semakin dramatis adalah kecintaannya pada sosok legenda: Rhoma Irama. Sebagai remaja miskin di Banyuwangi, ia tak mampu membeli tiket konser idolanya. Namun tekad tak pernah padam.

“Saya naik sepeda seharian. Lalu cari jalan lewat bukit belakang panggung. Bukit itu penuh kotoran kerbau,” katanya sembari tertawa.

“Tapi demi nonton Bang Haji, saya nekat naik.”tambahnya.

Tekad itu bukan sekadar kisah remaja. Hari ini, kenekatan penuh cinta itu justru jadi bensin yang menggerakkan seluruh kariernya.

Tetap Hidup di Era Digital

Walau berasal dari generasi yang jauh sebelum era internet, karya Ma’ruf justru menemukan kembali napasnya lewat platform digital. Lagunya Gerhana Dalam Cinta, yang dibawakan ulang Arief feat. Ovhi Firsty, kini mendekati 200 juta tontonan di YouTube.

“193 juta view… saya pun kaget,” tutur Ma’ruf dengan mata berbinar.

Rilis Lagu Penghormatan: “Rhoma Irama Sang Raja Dangdut Dunia”

Dan kini, perjalanan panjang itu seolah kembali ke titik awal. Pada Minggu (7/12), Ma’ruf resmi merilis lagu terbaru berjudul “Rhoma Irama Sang Raja Dangdut Dunia”  sebuah persembahan tulus bagi sosok yang pernah ia kejar dengan sepeda dan keringat di atas bukit kotoran kerbau.

“Bang Rhoma itu bukan hanya milik penggemarnya, tapi milik Indonesia. Saya ingin mengabadikan penghormatan saya lewat lagu,” katanya.

Dengan nada penuh harap, ia menutup wawancara:

“Semoga bisa diterima masyarakat. Kalau viral, itu bonus. Yang penting karya ini sampai ke hati para penggemar.”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *