KEEROM,CentangSatu.com— Suasana Gedung Pramuka Arso Swakarsa, Sabtu (20/12/2025), terasa berbeda. Ratusan tokoh adat dan tokoh agama berkumpul bukan sekadar untuk menghadiri seremoni, tetapi menyaksikan sebuah langkah bersejarah dalam perjalanan Kabupaten Keerom.
Bupati Keerom Piter Gusbager, S.Hut, MUP secara langsung menyalurkan bantuan insentif tunai kepada para penjaga nilai adat dan iman dua pilar yang selama ini menopang kehidupan sosial masyarakat Papua.
Sebanyak 270 tokoh adat, terdiri dari Kepala Suku, Ondoafi, dan Ketua Keret, menerima insentif sebesar Rp 8,4 juta per orang. Sementara 80 tokoh agama menerima bantuan Rp 9 juta per orang. Total anggaran yang digelontorkan mencapai sekitar Rp 3 miliar, bersumber dari Dana Otonomi Khusus Papua Tahun Anggaran 2025.


Bagi Pemerintah Kabupaten Keerom, penyaluran ini bukan sekadar bantuan finansial, melainkan bentuk pengakuan negara terhadap peran tokoh adat dan tokoh agama yang selama ini menjadi penjaga harmoni, penyelesai konflik, serta penuntun moral masyarakat di tingkat akar rumput.
“Ini adalah janji politik yang hari ini kami wujudkan. Bukan sekadar program, tetapi komitmen. Tahun depan, penyaluran akan kita lakukan secara berkala per triwulan,” kata Bupati Piter Gusbager di hadapan para penerima.
Ia menegaskan, program bantuan insentif ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan dalam sejarah Kabupaten Keerom, sekaligus menjadi tonggak baru pemanfaatan Dana Otsus yang lebih menyentuh langsung masyarakat.
Menurut Bupati, Dana Otsus Papua harus hadir secara nyata dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama mereka yang selama ini bekerja dalam senyap menjaga tatanan sosial.
“Dana Otsus harus dikelola tepat sasaran, transparan, dan akuntabel. Masyarakat harus merasakan langsung manfaatnya,” ujarnya.
Selain insentif, Dana Otsus Papua juga terus dialokasikan untuk sektor strategis lain seperti pendidikan, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan pelayanan publik sepanjang tahun anggaran.
Bupati Gusbager memastikan program ini tidak berhenti sampai di sini. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menambah jumlah penerima serta meningkatkan besaran anggaran di tahun-tahun mendatang.
“Bagi yang belum menerima, mohon bersabar. Tahun depan akan kita perluas,” tambahnya.
Ke depan, Bupati juga meminta dinas terkait untuk membangun sistem pendataan digital agar seluruh tokoh adat dan tokoh agama di Kabupaten Keerom dapat terdata secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Menutup kegiatan tersebut, Bupati Piter Gusbager menegaskan bahwa pembangunan di Papua tidak bisa dilepaskan dari peran adat dan agama.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Adat dan agama adalah mitra utama. Dari situlah pembangunan Keerom harus dimulai dan dijaga bersama,” pungkasnya.


















