JAKARTA,CentangSatu.com-|Suasana Gedung Kesenian Jakarta bergemuruh dengan tawa, tepuk tangan, dan sorak sorai saat Tim Lenong Kontemporer 73 tampil memakau penonton,dalam pertunjukan “Jakarta Man: Dari Benci Jadi Cinta” dalam ajang Festival Teater Tradisional di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat malam(13/6)
Tampil Dengan sentuhan modern namun tetap menjaga akar tradisi budaya Betawi, pertunjukan ini berhasil menghipnotis penonton lewat akting para pemain yang luar biasa, dialog penuh humor, dan aksi panggung yang hidup serta menghibur.
Tim Lenong Kontemporer 73 digawangi oleh Sutradara Oding Siregar, pertunjukan awal dibuka dengan aksi kocak Bang Topeng yang diperankan Babap Stand-Up Komedi, dalam adegan “Palang Pintu” bersama sang Sutradara Oding. Ketegangan dibalut tawa langsung mencair berkat iringan musik Gambang Kromong dari Sanggar Seni Pesona Budaya pimpinan Umay, serta gemulai para penari dari Sigma Dance Teater Indonesia yang pimpinan Benny Krisnawardi menambah kemegahan panggung semakin spektakuler.
Aksi Panggung semakin semarak saat Jaka dan Lingling, yang diperankan dengan sangat apik oleh Ojan Rabbani dan Mikhayla, mereka berdua tampil sebagai tokoh utama dalam kisah cinta yang dibumbui konflik, budaya, dan kelucuan khas Lenong Betawi.
Salah satu adegan yang mencuri perhatian adalah saat Bang Lay, seorang tukang tambal ban yang jenaka dan puitis, tampil mengocok perut penonton. Peran ini dimainkan dengan sangat ekspresif oleh Zoel Dayak.
Tak ketinggalan, kisah orang tua Jaka, Bang Jack dan Mpok Leha yang diperankan oleh Oding Siregar dan Intan Juwita, memunculkan klimaks pertunjukan lewat adegan “tiang jemuran” yang membuat seluruh ruangan pecah dengan gelak tawa. “Baru kali ini tiang jemuran bisa bikin orang ketawa!” ujar Hasan salah satu penonton, yang jauh jauh datang dari Cibitung Bekasi untuk menonton aksi kocak ini.
“Acara Seperti ini tentu sangat dinanti nanti bagi generasi muda,yang selama ini hanya menonton lewat telivisi, apalagi ini Lenong tampil di gedung yang sangat megah” tambahnya.
Zhaky Andriansyah bersama Ramacana tampil sebagai Tiang jemuran meski sederhana dan tidak ada dialog namun merekalah yang membuat Tiang Jemuran menjadi hidup dengan kreativitas mereka mampu mengocok perut para penonton.
Dari Sisi keluarga Lingling pun tak kalah menghibur lewat penampilan Koh Liong dan Enci Licu, dimainkan oleh Jojo Wahyudi dan Dina Subono,juga berhasil menciptakan dinamika panggung yang lucu dan hangat. Adegan legendaris pun lahir saat Bang Lay menempelkan stiker di jidat Koh Liong, layaknya film vampir, yang membuat seisi gedung kesenian Jakarta tergelak serempak.
Semua itu tak lepas dari kerja keras seluruh tim, termasuk Yuwono Takariyanto selaku penata set yang membuat panggung terasa hidup, serta Sinyo Rudi Pulingala yang sigap mengatur kesiapan para pemain. Apresiasi setinggi-tingginya juga disampaikan kepada Sang Penulis Ide Cerita Githa Asmara, Bedjo Soelaktono selaku produser dan Intan Juwita sebagai Pimpinan Produksi yang menggerakkan seluruh tim dengan semangat, ketulusan, dan kerja keras.
“Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi, kekompakan, dan cinta terhadap budaya dapat melahirkan karya yang luar biasa dan tak terlupakan” ujar Intan Juwita(Wieta) yang selama juga dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu.
Sang Sutradara Oding Siregar pun turut mengucap syukur atas kerja kerasnya bersama team “Alhamdulillah, kita semua KEREN!” Ucap Oding Siregar.
“Terima kasih atas kebersamaan dan semangat yang luar biasa. Semoga silaturahmi, kekompakan, dan semangat berkarya ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi dunia seni tradisi Indonesia”Pungkas Sutradara berdarah batak ini.