Scroll untuk baca artikel
NEWS

Rutin Minum Susu Bisa Cegah Anemia hingga Gangguan Tumbuh Kembang Anak

25
×

Rutin Minum Susu Bisa Cegah Anemia hingga Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,CentangSatu.com -| Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan sejak masa bayi hingga usia lanjut. Menurut dr. H. Sukiman Rusli. Sp.PD., Lembaga Kesehatan dan Komisi Fatwa MUI, kekurangan zat besi pada anak terutama balita dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan yang berdampak jangka panjang.

Salah satu cara yang direkomendasikan untuk membantu mencukupi kebutuhan zat besi anak adalah melalui konsumsi susu yang difortifikasi. “Zat besi dalam susu, apalagi bila dipadukan dengan vitamin C, akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini penting untuk mencegah anemia dan gangguan tumbuh kembang,” ujar dr. Sukiman.

Berikut ini sejumlah dampak kesehatan yang dapat dicegah jika anak rutin mengonsumsi susu bergizi yang mengandung zat besi:

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia pada anak terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat. Dalam banyak kasus, kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi. Anak dengan anemia cenderung lemas, mudah lelah, dan mengalami detak jantung yang cepat

2. Pertumbuhan Fisik Terhambat

Zat besi mendukung pembentukan eritrosit (sel darah merah). Jika jumlahnya kurang, maka pertumbuhan anak bisa terganggu. Anak terlihat lebih pendek dari usia sebayanya dan berisiko mengalami stunting.

3. Gangguan Perkembangan Otak

Zat besi juga berperan dalam fungsi otak, termasuk perkembangan kognitif dan motorik. Kurangnya asupan zat besi pada masa awal kehidupan dapat menyebabkan penurunan kemampuan belajar dan konsentrasi.

4. Penurunan Daya Tahan Tubuh

Zat besi dibutuhkan dalam pembentukan antibodi. Kekurangannya membuat anak lebih rentan terhadap infeksi.

5. Risiko Gangguan Jantung

Pada kasus kekurangan oksigen akibat anemia, jantung anak dipaksa bekerja lebih keras. Jika terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu gangguan fungsi jantung.

6. Dampak Jangka Panjang pada Kualitas Sumber Daya Manusia

Tidak hanya berdampak pada masa kanak-kanak, defisiensi zat besi juga memengaruhi pencapaian akademik hingga produktivitas di masa depan.

Selain ASI, susu formula juga bisa menjadi alternatif sumber zat besi, terutama jika mengandung fortifikasi Zat besi dan vitamin C. “Ada produk susu yang memang sudah diformulasi untuk menunjang penyerapan zat besi, seperti yang mengandung Iron-C,” jelasnya.

Namun demikian, dr. Sukiman menekankan pentingnya membaca label nutrisi dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memilih produk susu tertentu.

Kekurangan zat besi masih menjadi salah satu masalah gizi terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro, termasuk melalui konsumsi susu yang sesuai, menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas generasi masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *