Scroll untuk baca artikel
HiburanFilm

Wartawan Senior “Eddie Karsito” Kebagian Peran “Tukang Sate Cak Edi” dalam Film “Banyak Anak Banyak Rejeki”

37
×

Wartawan Senior “Eddie Karsito” Kebagian Peran “Tukang Sate Cak Edi” dalam Film “Banyak Anak Banyak Rejeki”

Sebarkan artikel ini

DEPOK,CentangSatu.com – Setiap peran dalam sebuah film sekecil apa pun memiliki andil besar dalam membentuk kekuatan cerita secara utuh. Hal inilah yang ditunjukkan Eddie Karsito, wartawan yang juga memiliki rekam jejak mengesankan di dunia seni peran.

Meski lebih dikenal melalui kiprahnya di dunia jurnalistik, talenta akting Eddie tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia berkali-kali menjadi aktor nominee di sejumlah festival film bergengsi. Memenangkan pengharagaan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008, melalui film “Maaf, Saya Menghamili Istri Anda” berperan sebagai Lamhot Simamora.

Kini, Eddie kembali menunjukkan kualitas aktingnya dalam film terbaru berjudul “Banyak Anak Banyak Rejeki (yang Harus Dicari!)”. Sebuah film yang mengangkat aksentuasi budaya lokal dengan sentuhan khas Betawi dalam balutan semangat kenusantaraan. Film ini diproduseri Fadli Fuad dan disutradarai Tyas Asko.

Ditemui di sela-sela proses syuting di kawasan kota Depok, Sabtu (05/07/2025), Eddie tampak membaur dengan para kru dan pemain. Dalam film ini ia memerankan tokoh Cak Edi, seorang pedagang sate ayam asal Madura.

Menariknya, Eddie membawakan peran tersebut dengan logat Madura yang fasih dan penuh totalitas. Ia tidak sekadar mengucapkan dialog, tetapi benar-benar menghidupi karakternya. Menciptakan sosok Cak Edi yang hidup dan berkarakter kuat.

“Ini kebanggaan sekaligus ruang silaturahmi dengan kawan-kawan di industri film,” ujarnya mengawali percakapan dengan awak media sebelum pengambilan gambar untuknya.

Kerap Mendapat Peran Minim Dialog

Setiap aktor memiliki porsi dialog. Dialog, kata Eddie, menjadi hal penting dalam sebuah film. Dialog yang diucapkan sang aktor sangat memengaruhi jalan cerita.

Lalu bagaimana jika aktor minim dialog dan tampil di film hanya beberapa scene (adegan) saja. Itulah yang kerap dialami Eddie, aktor yang juga penggiat budaya ini.

“Sedikit atau banyak peran dan dialog tidak masalah. Bagi aku yang penting mampu menghidupkan karakter peran. Tampil meyakinkan dan menarik bagi penonton,” ujarnya lagi.

Menurut Eddie, banyak aktor-aktor Hollywood berperan dalam film minim dialog justru memorable. Seperti aktor Leonardo DiCaprio dalam film ‘The Revenant’, Arnold Schwarzenegger dalam film ‘Terminator 2,’ dan atau Henry Cavill dalam film ‘Batman Vs Superman.’

Aktor-aktor Hollywood itu, kata dia, rata-rata hanya menggunakan waktu antara lima sampai 11 menit berdialog dari total durasi film sepanjang satu setengah jam.

“Jadi paradigma yang digunakan bukan soal dialog, satu atau dua scene, tapi totalitas akting dan harus bisa memahami peran dalam satu judul film,” ungkapnya.

Karena sering mendapat peran-peran berdurasi pendek, tak heran jika sahabatnya sesama aktor maupun sutradara kerap menjulukinya Mr. One Scene. Yaitu aktor yang sering mendapat peran satu atau dua scene. Bagi Eddie Karsito tak masalah.

Di banyak Film Televisi (FTV) atau sinetron, Eddie juga sering dipercaya menjadi pemeran utama dan pemeran pembantu utama. Khususnya sinetron yang membutuhkan peran berkarakter.

Sebut antara lain; serial O’Seraam (ANTV) : episode “Arwah Pak Jiman,” dan “Lampor” (2002), serta sinetron serial “Rumah Eyang” (RCTI) 2008.

Film Televisi (FTV) “Ujang Pantry” (ANTV) 2006 mengantarkan Eddie Karsito terpilih sebagai nomine Pemeran Pembantu Pria di Festival Film Indonesia (FFI) 2006.

Di film “Banyak Anak Banyak Rejeki” yang diproduksi Black White Pictures ini, Eddie Karsito berperan sebagai Tukang Sate Madura. Beradu akting dengan aktor Fadli Fuad, dan Elina Joerg, artis cantik dan model Indonesia yang kini tengah naik daun.

Gelandangan Tidur di Emperan Toko

Untuk mendalami peran, Eddie mengaku tak perlu observasi khusus. Sebab sepanjang hidupnya sebagai perantau, Eddie mengaku sangat intim dengan masyarakat akar rumput dari berbagai suku dan berbagai daerah. Termasuk dekat dengan pedagang keliling dan asongan, pengamen, dan anak-anak jalanan.

“Pahitnya hidup di Jakarta aku rasakan. Jadi gelandangan, tidur di emperan toko. Jadi kuli bangunan, kuli panggul di Pasar Induk Kramat Jati. Pernah jadi kenek angkot, supir oplet, jualan bakso, macam-macam,” kenang perantau asal Kisaran Asahan, Sumatera Utara ini.

Dedikasi dan Penghargaan

Atas dedikasinya di seni peran, Eddie Karsito beberapa kali menerima penghargaan, antara lain; Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008, melalui film “Maaf, Saya Menghamili Istri Anda” berperan sebagai Lamhot Simamora.

Nominator Pemeran Pembantu Pria Festival Film Jakarta (FFJ) 2007, serta Nominator Pemeran Pembantu Pria Festival Film Indonesia (FFI) 2006.

Bersama rekan satu komunitasnya menerima penghargaan Juara 1 Karya Kolektif Festival Film Independen Indonesia(FFII SCTV) Tahun 2003, Film “Disuatu Siang Di Sebuah Perkampungan Kali Mati Karet Bivak.”

Eddie Karsito juga menerima penghargaan dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia sebagai “Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013” karena dedikasinya membina pemulung dan mengkapitalisasi sampah produktif.

Puluhan judul film layar lebar dan ratusan judul sinetron telah dibintangi aktor yang juga pendiri Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Beberapa filmnya yang relatif menonjol adalah film“Maaf, Saya Menghamili Istri Anda” (2007), “Mengejar Mas-Mas” (2007), dan Film Televisi (FTV) “Ujang Pantry” yang ditayangkan di ANTV (2006).

Dia juga bertindak sebagai produser membuat film di luar negeri, antara lain di Sydney Australia, Tokyo, Osaka, Yokohama, dan Kiyoto Jepang.

Saat Pandemi Covid-19, Eddie Karsito menyutradarai film pendek tentang pergelaran Wayang Kulit disertakan dalam “International Festival Shadow Theater Indonesia” yang berlangsung di Mexico 2021.

Film yang diproduksi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Republik Indonesia tersebut juga dirilis dan ditonton di 33 Negara sahabat.

Aktualisasi Diri Tiada Henti

Terkait aktivitasnya di dua profesi; aktor dan wartawan, Eddie mengaku sangat mencintai profesi tersebut. Bagi dia dua profesi ini merupakan wilayah unik.

Keaktoran dan kewartawanan, kata dia lagi, adalah profesi tiada henti untuk mengaktualisasi diri, terbuka, universal, humanis, dan rahmatan lil’alamiin.

“Penuh dengan idealisme, semangat, cita-cita, tujuan, taktik menyesuaikan diri pada ruang dan waktu, situasi dan kondisi, tanpa kepura-puraan,” ujar penulis buku ‘Menjadi Bintang : Kiat Sukses Jadi Artis Panggung, Film dan Televisi’ ini menutup percakapan.| Foto : Istimewa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *