Jakarta,CentangSatu.com -Rumah produksi Starvision kembali mengangkat kisah nyata ke layar lebar lewat film horor bertajuk Sihir Pelakor. Cerita ini diadaptasi dari kisah Novita Indriani (Vita), yang sempat viral lewat podcast RJL5 dengan judul Sihir Pelakor: Sabdo Pandito dan telah ditonton lebih dari 4,8 juta kali di YouTube.
Disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan ditulis oleh Upi, film ini memadukan elemen horor supranatural dengan drama psikologis keluarga. Produser Chand Parwez Servia menyebut, film ini bukan sekadar menghadirkan ketakutan, tetapi juga refleksi sosial tentang bagaimana keluarga bisa tercerai-berai akibat kehadiran orang ketiga dan praktik ilmu hitam.
“Banyak anak-anak di luar sana menjadi korban dari kehancuran rumah tangga, dan kisah Vita adalah contoh yang nyata,” kata Chand dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.
Teror yang Berasal dari Orang Ketiga
Film Sihir Pelakor mengangkat peristiwa nyata yang terjadi pada 2002. Saat itu, Vita dan keluarganya harus menghadapi teror gaib selama dua tahun, setelah ayahnya, Edi (diperankan oleh Fathir Muchtar), menghilang tanpa jejak selama 1,5 tahun. Sang ibu, Jumiati (Marcella Zalianty), berusaha tegar menghadapi perubahan drastis dalam rumah tangga mereka, tanpa menyadari bahwa semua bermula dari sihir yang dikirim seorang perempuan bernama Rini (Asmara Abigail)—pelakor yang menggunakan ilmu hitam untuk merebut sang ayah.
“Jumiati adalah gambaran banyak perempuan tangguh yang rela berjuang sendirian demi anak-anaknya,” kata Marcella. “Perannya emosional, sangat dekat dengan realita banyak ibu.”
Neona Ayu memerankan Vita, tokoh utama yang juga merupakan korban dari peristiwa tersebut. Ia mengaku perannya sangat menantang. “Ini debut horor saya, dan saya harus benar-benar meresapi perasaan sebagai anak yang perlahan kehilangan sosok ayah,” ujar Neona.
Pelakor, Sihir, dan Trauma yang Nyata
Penulis skenario Upi menyoroti bahwa film ini tak hanya bicara soal perselingkuhan, tetapi juga dampak psikologis yang kerap dilupakan masyarakat. “Sering kali, dalam kasus pelakor, fokus hanya pada istri sah sebagai korban. Padahal anak-anak juga terluka, mereka pun korban.”
Sementara Asmara Abigail, yang memerankan karakter antagonis Rini, mengaku menjalani proses riset intensif. “Saya mencoba memahami sudut pandang perempuan yang memilih menjadi orang ketiga. Karakter Rini bukan hanya jahat, tapi juga manipulatif dan penuh ilusi kekuasaan.”
Sutradara Bobby Prasetyo mengatakan pendekatan emosional menjadi kunci utama penyutradaraannya. “Kami banyak berdiskusi dengan para pemain. Karena ini kisah nyata, kami harus menyampaikan semuanya dengan jujur dan penuh empati.”
Dari Podcast ke Layar Lebar
Setelah sukses mengadaptasi kisah Petaka Gunung Gede dari kanal RJL5 ke film, Sihir Pelakor menjadi kolaborasi kedua antara Starvision dan kanal YouTube tersebut. “Versi film akan menyuguhkan pengalaman berbeda, lebih mendalam secara visual dan emosional,” ujar Chand.
Vita, yang menjadi narasumber utama dalam podcast dan inspirasi dari film ini, berharap kisah hidupnya bisa menjadi pelajaran. “Semua kejadian mencekam di masa lalu saya dan keluarga kini diangkat ke layar lebar. Harapannya, film ini bisa membuka mata banyak orang agar lebih waspada dan melindungi keluarganya.”
Film Sihir Pelakor dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 31 Juli 2025. ***