Scroll untuk baca artikel
Musik

Perjalanan Inspiratif Reza Dreadlocks di Dunia Musik Hingga Menuju Pencapaian 

32
×

Perjalanan Inspiratif Reza Dreadlocks di Dunia Musik Hingga Menuju Pencapaian 

Sebarkan artikel ini

CentangSatu.com – Nama Reza Dreadlocks mungkin tak asing bagi penikmat musik tanah air, khususnya mereka yang pernah menyaksikan aksinya di panggung. Julukan “Suara Falsetto Pencabut Nyawa” melekat erat padanya, lengkap dengan gaya khas goyang tusuk bumi yang selalu jadi sorotan. Namun di balik semua itu, Reza bukan sekadar penghibur, melainkan seorang seniman yang hidup sepenuhnya untuk musik.

“Bagi saya, musik itu bukan cuma pekerjaan atau hobi. Musik adalah bahasa jiwa. Ketika saya bernyanyi, saya merasa sedang berbicara jujur pada dunia. Bahkan kalau penonton cuma satu orang sekalipun, saya tetap akan memberikan seluruh hati saya. Saya ingin setiap nada yang keluar bisa menyentuh orang lain,” ujar Reza penuh semangat.

 

Bakat yang Terbentur Tradisi

Kecintaan Reza pada musik muncul sejak ia kecil. Namun jalannya menuju panggung penuh liku. Keluarga, terutama sang ayah, sempat menentang keras mimpinya karena dianggap bertolak belakang dengan tradisi keluarga.

“Saya ini anak bungsu. Dalam tradisi keluarga kami, anak bungsu itu harus lebih banyak tinggal di rumah, bukan keluyuran nyanyi ke sana kemari. Tapi musik sudah jadi bagian dari hidup saya. Saya sempat sembunyi-sembunyi ikut lomba, bahkan pernah dimarahi habis-habisan. Tapi kalau sudah cinta, sulit rasanya untuk berhenti,” kenangnya.

Meski begitu, Reza terus berjuang. Di Medan, ia rutin mengikuti lomba vokal dan berhasil meraih berbagai penghargaan. Musik bukan hanya pelarian, tapi juga cara ia menemukan dirinya sendiri.

Identitas Musik dan Ekspresi Diri

Julukan “Dreadlocks” bukan sekadar nama panggung, melainkan simbol kebebasan berekspresi. Walaupun kini ia tampil dengan rambut kribo, semangatnya untuk memadukan musik dan gaya tetap menyala.

“Saya memang suka bereksperimen dengan penampilan, tapi yang paling penting adalah bagaimana musik itu bisa menjadi perpanjangan dari diri saya. Rambut bisa berubah, gaya bisa berubah, tapi semangat bermusik nggak akan pernah hilang,” katanya sambil tersenyum.

 

Dari Kompetisi ke Lagu Bermakna

Popularitas Reza sempat meroket saat menjadi finalis Golden Memories di Indosiar, di mana ia kerap membawakan lagu-lagu penuh emosi. Namun ia menegaskan bahwa popularitas bukan tujuan utama.

“Bagi saya, pencapaian terbesar bukan ketika ribuan orang bertepuk tangan, tapi ketika ada satu orang yang bilang, ‘Lagu kamu bikin saya kuat lagi.’ Itu rasanya nggak bisa dibayar dengan apa pun. Lagu-lagu saya lahir dari cerita hidup saya, dari jatuh bangun yang pernah saya alami. Saya ingin orang lain bisa merasakan kalau mereka tidak sendiri,” tutur Reza.

 

Musik Sebagai Warisan Tanpa Pamrih

Dedikasinya pada musik tak hanya terlihat dari karya-karyanya, tetapi juga dari caranya membimbing murid-murid vokal secara cuma-cuma.

“Saya nggak pernah menuntut bayaran. Kalau ada yang mau belajar, saya ajari. Bagi saya, seni itu untuk dibagikan. Kalau orang bisa bahagia karena bernyanyi, saya juga ikut bahagia. Itu sudah jadi bayaran yang paling mahal,” ungkapnya.

Di balik semua pencapaiannya, ada satu penyesalan yang selalu membekas: sang ibu meninggal dunia sebelum sempat menyaksikan kesuksesannya.

“Kadang saya masih sedih kalau ingat mama nggak ada di sini untuk lihat saya berdiri di panggung. Tapi saya percaya semua ini sudah ada jalannya. Saya akan terus bernyanyi sambil membawa kenangan beliau di hati saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

 

Filosofi Hidup Seorang Seniman

Reza memegang satu prinsip sederhana yang selalu menjadi pegangan dalam hidupnya:

“Cintai dulu apa yang kamu lakukan. Jangan kebalik. Kalau kamu cuma kejar hasil, kamu akan cepat lelah. Tapi kalau kamu benar-benar mencintai prosesnya, hasil akan datang dengan sendirinya,” tuturnya.

Dengan filosofi tersebut, Reza Dreadlocks terus menapaki perjalanan panjangnya di dunia musik. Ia bukan sekadar mengejar ketenaran, melainkan makna di setiap nada yang ia nyanyikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *