Centangsatu, Jakarta – PT Solusi Sinergi Digital Tbk bersiap melangkah ke babak baru dalam pengembangan jaringan internet di Tanah Air melalui penerapan teknologi 5G Fixed Wireless Access (FWA). Rencana besar ini dipaparkan langsung oleh Shannedy Ong, Director PT Solusi Sinergi Digital Tbk, dalam acara Public Expose yang digelar di Hotel InterContinental Pondok Indah, Jakarta, Selasa (21/10).
Dalam paparannya, Shannedy mengungkapkan bahwa pasar layanan fixed broadband di Indonesia akan mengalami lonjakan signifikan dalam lima tahun ke depan. “Berdasarkan hasil riset Eloit Consulting, pertumbuhan FWA diproyeksikan mencapai 57% hingga tahun 2030, dengan potensi mencapai 40 juta pelanggan rumah tangga,” ujarnya optimistis.
Menurutnya, potensi besar itu akan dimanfaatkan melalui kemenangan tender frekuensi 1,4 GHz di Region 1 yang meliputi Jawa, Papua, dan Maluku, wilayah yang mencakup sekitar 61% total rumah tangga di Indonesia. “Ini adalah golden zone. Dengan dukungan lebih dari 50 ribu menara milik Tower Bersama Group dan Sentra Tama, kami siap melakukan penggelaran jaringan secara cepat,” ujarnya.
Shannedy menyebutkan, pengembangan ekosistem 5G FWA ini dilakukan melalui kolaborasi global bersama sejumlah mitra teknologi terkemuka seperti Nokia, Huawei, Orexai, Qualcomm, dan WeWin.
“Kita menjadi yang pertama di dunia yang mengembangkan ekosistem 5G di frekuensi 1,4 GHz. Semua perangkat radio sudah siap untuk deployment pada akhir tahun ini,” katanya.
Selain memperkenalkan rencana penggelaran FWA, Shannedy juga memaparkan perkembangan bisnis Fiber to the Home (FTTH) milik WIFI yang kini telah menjangkau 1,5 juta home pass dan 830 ribu home connect, dengan target mencapai 2,5 juta home pass pada akhir 2025. Tak hanya itu, WIFI baru saja meluncurkan layanan WiFi 7 berkecepatan 2 Gbps di Bali dengan harga terjangkau, hanya Rp299 ribu per bulan.
“Teknologi 5G FWA adalah game changer bagi industri broadband. Dengan sistem ini, kita bisa memperluas akses internet berkualitas tanpa terkendala izin maupun infrastruktur kabel,” tutup Shannedy Ong.
