Scroll untuk baca artikel
HiburanFilm

“Air Mata di Ujung Sajadah 2”: Kisah Duka, Cinta, dan Kekuatan Keluarga yang Menyentuh Hati Penonton

364
×

“Air Mata di Ujung Sajadah 2”: Kisah Duka, Cinta, dan Kekuatan Keluarga yang Menyentuh Hati Penonton

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,CentangSatu.com – | Film Air Mata di Ujung Sajadah 2 kembali menguras emosi penonton Indonesia. Tak hanya menyajikan kisah kehilangan dan air mata, film ini juga menghadirkan potret hangat tentang keluarga yang berjuang menyatukan kembali kepingan hati yang retak oleh duka.

Di balik konflik besar antara Aqilla (Titi Kamal), Yumna (Citra Kirana), dan Baskara (Faqih Alaydrus), muncul dua sosok yang memberi warna baru dalam kisah ini — Eyang Murni (Jenny Rachman) dan Fathan (Daffa Wardhana). Keduanya menjadi simbol kasih keluarga yang tak lekang oleh waktu, hadir bukan hanya sebagai pendukung cerita, tapi juga pengingat bahwa cinta keluarga selalu punya cara untuk menyembuhkan.

Fathan: Sang Kakak yang Kembali dari Masa Lalu

Fathan, diperankan oleh Daffa Wardhana, adalah adik Arief yang telah lama terpisah sejak perceraian orang tua mereka di masa kecil. Hidup jauh di Kalimantan, Fathan akhirnya kembali ke Solo setelah mendengar kabar bahwa sang kakak sakit keras.

Kepulangan Fathan menjadi titik balik cerita. Ia melihat langsung penderitaan Yumna, tetapi juga memahami kerinduan Aqilla terhadap anaknya, Baskara. Empati yang ia tunjukkan pada Aqilla justru memunculkan ketegangan baru dengan Yumna, yang takut kehilangan sang anak. Sosok Fathan menjadi jembatan antara dua hati yang terluka, memahami duka karena ia pun membawa luka masa lalunya sendiri.

Eyang Murni: Ibu yang Menyimpan Luka Kehilangan

Sementara itu, Jenny Rachman berhasil memerankan Eyang Murni dengan penuh kelembutan dan keteguhan. Sebagai ibu dari Arief, kehilangan anak menjadi cobaan terberat dalam hidupnya.

“Seharusnya anak yang menguburkan ibunya, bukan sebaliknya,” ucap Eyang Murni lirih dalam salah satu adegan paling menyayat hati.

Meski terlihat tenang, Eyang Murni tetaplah seorang ibu yang rapuh. Dalam diamnya, ia menjadi penopang bagi keluarga yang dilanda duka — terutama bagi Yumna dan cucunya, Baskara. Ia hadir sebagai bukti bahwa kasih seorang ibu memang tidak mengenal batas.

Kisah yang Menghangatkan dan Menguras Air Mata

Air Mata di Ujung Sajadah 2 bukan sekadar drama keluarga biasa. Film ini menghadirkan pesan bahwa keluarga bukan hanya tentang hubungan darah, melainkan tentang siapa yang tetap bertahan di saat semua terasa hancur.

Hingga saat ini, film produksi Beehave Pictures tersebut telah berhasil menyentuh hati lebih dari 162.177 penonton di seluruh Indonesia. Cerita yang emosional, akting kuat dari para pemain, serta pesan moral tentang cinta dan ketulusan membuat film ini wajib ditonton oleh pecinta drama keluarga.

Film Air Mata di Ujung Sajadah 2 kini masih tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Ikuti kabar dan informasi terbarunya di media sosial @beehavepictures dan @airmatadiujungsajadah2.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *