JAKARTA,CentangSatu.com — Sorak-sorai stadion yang dulu menggetarkan langit Nusantara seolah meredup hari ini. Indonesia berduka. Ronny Pasla, penjaga gawang legendaris yang pernah membuat lawan gemetar di depan gawang Garuda, wafat pada Senin dini hari WIB di usia 79 tahun.
Di masanya, Ronny bukan sekadar kiper. Ia adalah tembok kokoh, pelompat lincah, dan penjaga harapan bangsa. Julukan “Macan Tutul” ia dapat bukan dari pemberitaan media, tetapi dari ketakutan striker lawan yang menyaksikan refleksnya yang secepat kilat.
Lahir di Medan, 15 April 1947, Ronny muda tampil penuh bakat di Dinamo Medan hingga mengantar klubnya menjuarai Piala Soeratin. Hanya berselang beberapa tahun, ia sudah berdiri tegap mengenakan lambang Garuda di dada membela martabat Indonesia di panggung dunia.
Momen yang paling abadi dalam karier Ronny adalah ketika Indonesia menghadapi Brasil, salah satu negara penguasa sepak bola. Walau Garuda kalah 1–2, Ronny tampil bak pahlawan. Ia beberapa kali menghadang tembakan Pele, legenda terbesar yang pernah menginjak rumput stadion dunia. Malam itu, nama Indonesia tak hanya terdengar ia disegani.

Bersama Timnas, Ronny mengoleksi deretan prestasi:
Piala Aga Khan 1967,Merdeka Games 1967 dan Pesta Sukan 1972
Kini, di tengah kenangan yang kian membumbung, Ronny pergi meninggalkan lapangan kehidupan untuk selamanya.
Jenazah akan disemayamkan di Gereja Evangelis, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dan dimakamkan di Pemakaman Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (25/11) setelah pemberangkatan dari Pulomas pukul 10.00 WIB.
Kepergian Ronny Pasla meninggalkan jejak sejarah sebuah warisan bahwa Indonesia pernah memiliki penjaga gawang yang mampu membuat pesepak bola terbaik dunia menatap kagum.
Selamat jalan, “Macan Tutul”.
Gawangmu kini di surga. Indonesia akan selalu bangga padamu.


















