Centangsatu, Jakarta, – 17 April 2025 – Laut bukan sekadar batas negara atau jalur perdagangan, tapi juga bisa jadi arena konflik yang penuh risiko kemanusiaan. Inilah yang jadi perhatian Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) saat mereka menggelar diskusi intens bersama Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Delegasi Regional untuk Indonesia dan Timor Leste.
Bertempat di Jakarta Selatan, pertemuan yang dikemas dalam format Focus Group Discussion (FGD) ini mengangkat tema Introduction to International Humanitarian Law (IHL) at Sea. Turut hadir langsung Direktur Kerja Sama Bakamla RI, Laksamana Pertama Bakamla Askari P.S.C., dan Kepala Delegasi Regional ICRC, Vincent Ochilet.
Diskusi tersebut membedah prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional, terutama dalam konteks konflik bersenjata di laut wilayah yang menjadi domain kerja utama Bakamla. Tidak hanya itu, pembahasan juga mencakup rencana penyusunan prosedur operasional standar (SOP) serta pelatihan bagi personel Bakamla dalam menangani situasi konflik dan jenazah korban.
Salah satu harapan besar dari pertemuan ini adalah kelanjutan pelatihan IHL, tidak hanya untuk tahun ini tapi juga berkesinambungan di tahun-tahun mendatang, demi memastikan seluruh personel Bakamla siap menghadapi situasi darurat kemanusiaan di laut.
Sebagai penjaga garis depan keamanan maritim, pemahaman terhadap hukum humaniter di laut menjadi bekal penting bagi Bakamla RI dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan manusiawi.
Berita ini disampaikan oleh Humas Bakamla RI, dan telah dikonfirmasi oleh Mayor Bakamla Yuhanes Antara, Pranata Humas Ahli Muda. Reporter: Emylia