Centangsatu, Jakarta – Suasana hangat penuh diskusi mewarnai pertemuan antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Regional Delegation untuk Indonesia dan Timor Leste, yang digelar di Jakarta Selatan, kemarin.
Pertemuan ini bukan sekadar obrolan biasa. Dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Introduction to International Humanitarian Law (IHL) at Sea”, kedua pihak menggali lebih dalam tentang pentingnya penerapan hukum humaniter internasional—khususnya dalam konteks konflik bersenjata di laut.
Turut hadir dalam forum ini Direktur Kerja Sama Bakamla RI, Laksamana Pertama Bakamla Askari P.S.C., S.I.Kom., M.Sc., M.A., serta Head of Regional Delegation ICRC, Vincent Ochilet. Keduanya memimpin jalannya pembahasan yang mencakup prinsip dasar IHL, penyusunan prosedur operasi standar (SOP), hingga rencana pelatihan untuk para personel Bakamla.
Yang menarik, tidak hanya isu besar seperti penanganan konflik dibicarakan, namun juga aspek kemanusiaan yang krusial seperti tata cara penanganan jenazah di tengah konflik maritim.
Harapannya, forum ini jadi langkah awal menuju pelatihan berkelanjutan—bukan hanya untuk tahun ini, tapi juga di masa depan. Tujuannya jelas: memperkuat pemahaman seluruh personel Bakamla RI terhadap pentingnya hukum kemanusiaan dalam menjalankan tugas di wilayah laut Indonesia.
Laporan ini dikonfirmasi oleh Kapten Bakamla Yuhanes Antara, S. Pd, Pranata Humas Ahli Muda Bakamla RI.
