Centangsatu.com – Sebuah pelatihan yang tak biasa. Di Pangkalan Bakamla Batam, semangat terpancar dari wajah-wajah tangguh perempuan yang datang dari tiga negara berbeda: Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Mereka bukan turis atau peserta seminar biasa mereka adalah para penegak hukum maritim yang tengah bersiap mengasah kemampuan dalam latihan Visit, Board, Search and Seizure (VBSS).
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Selama hampir dua minggu ke depan, dari tanggal 5 hingga 16 Mei 2025, sebanyak 16 peserta delapan dari Bakamla RI, empat dari Malaysia Maritime Enforcement Agency (MMEA), dan empat lagi dari Philippine Coast Guard (PCG) akan ditempa dalam serangkaian simulasi dan pembekalan intensif.
Resmi dibuka oleh Kepala Pangkalan Bakamla Batam, Kolonel Bakamla Agus Sriyanto, S.E., M.Tr. Hanla, pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan teknis. Lebih dari itu, ini adalah panggung untuk memberdayakan perempuan di garis depan pengawasan laut.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan ruang dan peran yang lebih besar kepada petugas wanita dalam menjaga kedaulatan laut,” ujar Kolonel Agus dalam sambutannya, dengan nada penuh keyakinan.
Tony Wheatley, pakar maritim pilihan UNODC, memimpin pelatihan. Ia tidak hanya mengajarkan teknik penggeledahan kapal atau penanganan situasi berbahaya, tetapi juga membekali para peserta dengan pemahaman mendalam tentang keselamatan diri saat menghadapi muatan mencurigakan yang bisa jadi berisi bahan beracun atau meledak.
Menariknya, suasana yang terbangun bukan sekadar formal dan militeristik. Ada aroma kolaborasi dan saling percaya antar peserta lintas negara. Senyum, diskusi hangat, hingga kerja tim dalam skenario lapangan mencerminkan semangat yang lebih besar dari sekadar pelatihan.
VBSS kali ini seolah menjadi simbol pergeseran peran: perempuan kini tak hanya duduk di meja komando atau administratif, tapi berdiri di garis depan pengamanan laut internasional dengan helm, rompi taktis, dan tekad baja.
Pelatihan ini tak hanya menguatkan kompetensi individu, tapi juga mempererat jejaring kerja sama regional yang krusial dalam menghadapi ancaman lintas negara. Laut, yang sering jadi titik rawan kejahatan lintas batas, kini dijaga oleh tangan-tangan yang terampil dan tak lagi hanya laki-laki.
Dari Batam, pesan tegas diluncurkan: perempuan punya tempat yang sama pentingnya dalam menjaga ketertiban dan kedaulatan wilayah maritim.
(Humas Bakamla RI | Pranata Humas Ahli Muda Mayor Bakamla Yuhanes Antara, S.Pd.)