CENTANG SATU.com – Di jantung Lembah Tidar yang sejuk dan sarat makna sejarah, 315 siswa-siswi berpakaian rapi berdiri tegap di Balairung Pancasila. Hari itu, Sabtu (10/5/2025), menjadi penanda berakhirnya satu fase penting dalam hidup mereka, sekaligus awal dari perjalanan yang jauh lebih besar. Upacara Prasetia Alumni SMA Taruna Nusantara Angkatan ke-33 berlangsung dengan khidmat, dipimpin langsung oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Dalam suasana yang penuh haru dan semangat, Jenderal Agus menyampaikan amanatnya yang menggugah, bukan hanya sebagai seorang perwira tinggi, tetapi juga sebagai sosok ayah bagi generasi muda bangsa. Ia tak sekadar memberi sambutan seremonial. Yang terdengar adalah petuah panjang yang datang dari kedalaman pengalaman dan pengabdian.
“Selama tiga tahun kalian dibentuk di sini, bukan hanya untuk menjadi pintar, tetapi untuk menjadi tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi gelombang perubahan zaman. Nilai-nilai yang telah kalian pelajari disiplin, integritas, kerja keras, dan solidaritas itu bukan sekadar teori dalam buku pelajaran. Itu adalah bekal hidup. Di luar sana, kalian akan diuji oleh waktu, oleh keadaan, oleh godaan. Tapi jika kalian ingat dari mana kalian berasal, dari lembah ini, dari rumah yang mengajarkan arti kebangsaan dan kepemimpinan, maka kalian tidak akan mudah goyah,” ujar Panglima, suaranya mantap menggema di aula megah.
Tak hanya menyoroti pentingnya prestasi akademik dan kedisiplinan, Jenderal Agus juga menekankan pentingnya ikatan batin antar alumni. Ikatan yang tak akan luntur oleh waktu atau jarak.
“Alumni itu bukan gelar yang dicantumkan di ijazah. Itu adalah ikatan spiritual. Kelak kalian akan berada di tempat yang berbeda di militer, di pemerintahan, di dunia usaha, bahkan mungkin di luar negeri. Tapi satu hal yang harus tetap kalian pegang: nama baik almamater ini adalah bagian dari nama baik kalian sendiri. Maka jagalah dia, rawatlah dengan sikap dan tindakan. Di setiap langkah, di setiap keputusan, tanyakan pada diri kalian: apakah ini pantas bagi seorang alumni Taruna Nusantara?” ungkapnya
Dalam era global yang penuh ketidakpastian, lanjut Panglima, lulusan SMA Taruna Nusantara dituntut bukan hanya untuk menjadi cerdas, tetapi juga adaptif dan bijak dalam bersikap.
“Dunia terus bergerak. Ancaman bisa datang dalam bentuk yang tak kasatmata: disinformasi, intoleransi, disrupsi digital. Maka kalian harus terus belajar, terus memperbarui diri. Tapi satu yang tak boleh berubah adalah prinsip kalian sebagai pemuda-pemudi Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila dan kebhinekaan.” ujarnya
Penutupan upacara bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru. Jenderal Agus menutup pesannya dengan sebuah harapan tulus, yang sekaligus menjadi tantangan:
“Hari ini kalian lulus, tapi jangan merasa selesai. Justru sekaranglah kalian harus mulai. Melangkahlah dengan kepala tegak, hati yang rendah, dan jiwa yang besar. Dan ingatlah selalu, dari mana kalian berasal.”
Laporan ini diverifikasi oleh Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi.